1 WELCOME BALI

Hari sudah pagi sekitar jam 7 pagi, bus sudah masuk ke pelabuhan Ketapang, Banyuwangi dan di dalam bis sebagian penumpang baru saja bangun dari tidurnya dan banyak yang masih belum bangun. Akhirnya Bus pun masuk ke Kapal Ferry untuk menyeberang ke Pulau Bali dari Pelabuhan di Banyuwangi ini.

Selama dalam Kapal Ferry, Karim merasakan mual yang sangat pada perutnya. Beberapa kali ditahan agar tidak keluar dan muntah. Akhirnya ditengah laut dia tak tahan menahannya, ke kamar mandi untk dikeluarkan yang dirasakan di dalam perut. Memang tak banyak tapi akhirnya diapun membatalkan puasanya yang sudah dia lakukan selama 45 hari ini.

Banyak Gaib yang mulai berdatangan kepada nya, dia rasakan energi yang sangat kuat menyerang tubuhnya beberapa kali tetapi dia hanya bisa muntah saja selama di perjalanan di atas laut itu. Tak minta pertolongan dengan siapapun.

"Biarlah mereka pada bertegur sapa denganku" batin nya.

Setelah sampai di Pelabuhan Gilimanuk, Pulau bali, dia kembali diserang oleh beberapa gaib tapi bisa dia handel dengan memprotek badannya dari serangan dan energi buruk.Tak lama kemudian, penumpang diperintahkan turun untuk melaporkan surat hasil negatif rapid test, karena masih pandemi Covid 19.

"Wah saya gak punya nih hasil testnya," pikirnya.

Akhirnya memang harus segera rapid test dan membayar sejumah uang untuk ditest. Tak apa walaupun kenyataannya uangnya pas-pas an. Setelah dinyatakan non reaktif maka bus pun berangkat. Ada beberapa yang sudah punya surat rapid test nya dan ada juga yang belum punya.

Bus pun melanjutkan perjalanan ke arah ibukota propinsi Bali, selama dalam perjalanan Karim berusaha untuk tidur supaya efeknya tak besar yang sebelumnya juga sudah diprotek tubuhnya dari hal-hal yang buruk.

Sampailah ditepat tujuannnya yang akan dijemput oleh temannya di Bali ini, Bondan. Bondan asli jawa tengah hanya dia mengadu nasib bersama keluarganya di pulau bali ini. Usahanya sehari hari menjual Baju dan celana ke pasar-pasar di seluruh Pulau Bali ini. Mereka kakak beradik melakuka usaha ini.

Kali keduanya, Karim menapak kan kakinya di Pulau Bali, karena memang dalam masa hidupnya Karim pernah ke Pulau Bali ini dalam rangka tugas dari kantornya beberapa tahun lalu.

"Assalamualaikum Kang Karim," kata Kang Bondan.

"Waalaikumsalam" kataku.

"Yuk langsung naik saja ke mobil," katanya.

"Ya terima kasih, saya letakkan tas nya di belakang ya?wah banyak baju-baju ini," kataku.

"Iya barang dagangan," katanya.

"Memang usaha apa disini?" tanyaku.

"Ini masukkan baju-baju, kemeja, celana, jeans ke toko-toko di pasar dan pasar malam di bali ini,'" katanya.

"Wah enak dong, keliling terus setiap hari," kataku.

"Bali masih sepi kang, masa pandemi ini gak ada wisatawan yang datang. Paling hanya mengandalkan warga Bali sendiri. Tapi ya gak papalah kang, maklum namanya juga usaha, ada pasang surutnya. Tapi Alhamdulillah masih ada perputaran nya," katanya.

"Ya baguslah kang, memang kita harus usaha dulu, Allah yang menentukan semuanya," kataku.

"Ya begitulah kang, maklum masa pandemi ini gak ada wisatawan sedikitpun," katanya.

"Iya sih kan masih pada ditutup penerbangan yang mau ke Indonesia kang," kataku menjelaskan.

"Nah kita makan siang dulu ya kang. Nanti abis itu kita ke kost ku, nanti Kang Karim saya sudah sewakan kamar kost sendiri disini," katanya.

"Wah, merepotkan sampeyan saja," kataku.

"Ah tidaklah namanya juga tamu jauh akan kita layani dengan baik. Semoga saja disini kita bisa memulai dengan penundukan-penundukan beberapa Gaib Bali yang mantap dan Jos," katanya.

"Nah ini dia, makanan nya enak dan murah kang, ayo kita turun, silahkan," katanya.

"Wah di sini makannya sama ajah ya kang?" kataku.

"Silahkan kang pilih saja yang enak lauknya," katanya.

"Sudah cukup kang, ayo kita makan," kataku.

Kita berdua makan bersama.

"Enak ini makanannya halal semua, kayaknya banyak warung yang gak khas Bali ya kang?" tanyaku.

"Ya milih-milih juga kang karena banyak yang non muslim jadi kita harus bisa milih-milih juga," katanya.

"Oh ya juga ya, mereka sering makan yang kita gak boleh makan ya," kataku.

"Ayo kang dienakin saja makannya, sialhkan pilih saja kang. Oh ya ini rokok saya beli tadi. Sama kan dengan rokok nya akang?" katanya.

"Hahahaha...bisa ajah kang Bondan ini," kataku. "Kalo rokok yang murah saja kang, asal tidak merepotkan kang Bondan saja." Tapi kang Bondan juga merokok kan?" tanyaku.

"Saya merokok kadang nggak ya semau saya saja kang," kata kang Bondan,

"Eh iya gimana anak kang, udah punya anak berapa?" tanyaku.

"Baru satu kang laki-laki, usia 2 tahun lebih.

"Wah nambah donk kang," kataku.

"Iya ini kudu udah harus nambah satu lagi, hahahaa,' katanya tertawa.

"Iya wajar supaya anak yang pertama gak jauh beda nya," kataku.

"Alhamdulillah kenyang, ngudud dulu yah. Gak keliling sore ini?" tanyaku ke kang Bondan.

"Nanti sore saja kita ke pasar di Negara," katanya.

"Ikut ya kang," kataku.

"Iya dong kita sekalian eksplore di beberapa tempat disana," katanya.

"Ah sebenarnya dari sini saja kita bisa lakukan kenapa harus ke sana. Saya mau jalan-jalan aja di bali ini, kalo bisa menundukkan beberapa gaib saja, gak usah banyak-banyak yang penting kita bisa singkronkan tugas mereka saja," kataku.

"Ya kang Karim kan udah kemana-mana kang, jadi jam terbang nya udah tinggi juga ya," katanya sambil menghisap rokok.

"Ya begitulah kang, nggak juga kalo jam terbang mah, Ya bisa liat dichannel saya saja," kataku.

"Iya channelnya dan banyak subscribernya ya kang?," tanyanya.

"Iya lumayan, masih 2000 an kang," kataku. " Masih pemula kang," tambahku lagi.

"Ya sudah kang, kita lanjut saja jalannya. Nanti akang bisa lanjut istirahat di kamar kost," katanya.

Sesudah kang Bondan mambayar makannan nya, maka dilanjutkan ke kost yang sudah disewa oleh nya.

"Nah ini kang sudah ada kasur, dan meja juga galon air mineral untuk minum. Saya kembali ke kost saya dulu ya, gak jauh kang dari sini, cuma 20 meter saja, tuh keliatan kost an nya," katanya.

"Ya kang yuk. Maaf nih saya gak bawa apa-apa dari bekasi," kataku.

"Iya gak papa kang, namanya juga kang Karim ke sini mau liburan, hahahaha," katanya.

"Iya sih, hahahaha," kataku.

"Mantaplah kang, terima kasih banyak loh kang, jadi merepotkan saja," kataku.

"Ya sudah, saya tinggal dulu nanti abis Ashar kita ke Negara ya," katanya.

"Assalamualaikum kang," ucap salam kang Bondan.

"Waalaikum salam kang," kataku.

Sehabis itu saya langsung mandi dan merebahkan badan. Udara di Bali agak panas jadi saya kalo tidur selalu di lantai gak pernah di kasur...hahahaha. Ku cek HP kali ajah ada pesan masuk dari kawan-kawan di Bali ini.

"Assalamualaikum kang, udah sampai belum dan dah dijemput belum oleh kang Bondan?" chat Bli Ketut.

"Waalaikumsalam Bli, Alhamdulillah sudah sampai bli, tapi kayaknya belum bisa hari ini saya ke sana, mungkin dua atau tiga hari lagi saya ke sana bli," balesku.

"Ya ndak papalah, yang penting sampeyan dah sampai, dan selamat," chatnya.

"Siap bli, terima kasih sebelumnya," balesku.

"Sudah ke sini saja segera, banyak kerjaan nih disini," balesnya.

"Kerjaan apa bli?' tanyaku.

"Ini tundukkan gaib disini, hahahahaha," balesnya.

"Iya bli santai saja, merekaa gak kemana-mana kok," balesku.

"Hahahaha..iya mereka menunggu sampeyan kang, udah gak enak ini badan saya sudah banyak yang nyerang saya," balesnya.

"Ya dikasih makan saja dulu kang, kasih kopi dulu, ahahahaha" balesku

"Hahahahaha...ya sudah istirahat dulu saja kang, enakin di sana ya, saya siap menunggu kedatangannya, jamaah disini kebetulan kan ibu-ibu jadi ya cuma bisa pengajian saja kang " balesnya.

"Iya gak papa kang santai saja," balesku.

"Ya sudah selamat Istirahat kang," balesnya.

"Ya bli, terima kasih bli," kataku.

"Assalamualaikum kang," katanya.

"Waalaikumsalam bli" kataku

Akhirnya ku sholat dzuhur dulu agar tak terlambat sholatnya. Setelah sholat dzuhur lanjut istirahat dan tidur sejenak

******

Jangan lupa Teman-temanku Para Pembaca, Klik LIKE dan KOMEN ya di ceritaku ini, Komen yang kalian berikan memberikan semangatku untuk lebih baik lagi...

avataravatar
Next chapter