webnovel

24/7 -JHK X KMJ

Bagaimana caraku untuk meminta maaf padanya? Pertanyaan itu terus berputar-putar di kepala, saat dirinya lebih banyak menghabiskan waktu dengan orang yang tidak benar-benar tulus padanya. Bagaimana caranya untuk membuat bahagia dirinya yang sudah banyak aku sakiti? Kita tidak bahagia dengan adanya perjodohan ini, tapi aku menahanmu untuk tetap bersamaku dalam waktu dua puluh empat jam dalam seminggu. Sampai kejadian dimana dunia menghancurkan dunia kami dengan aku yang membuat dia kehilangan pengelihatannya. “Aku akan memberikan mataku agar kau bisa melihat betapa indahnya dunia ini lagi, aku memberikan itu karena aku mencintaimu.” – Jung Hoseok “Tidak ada akhir cerita yang benar-benar bahagia, dan itu sama dengan ceritamu dalam hidupku. Bahwa kau tidak benar-benar membuatku bahagia,” – Kim Minju cr.Autumnsky01 

Autumnsky01 · Celebrities
Not enough ratings
1 Chs

Pulang

Happy Reading Autumn!

Gadis cantik dengan rambut panjang yang dibiarkan tergerai berjalan gelisah menuju ruangan pelatihnya yang berada diujung ruang kesenian.

Tidak! Jangan berpikiran jelek tentang gadis bernama Kim Minju, gadis itu bukan type orang yang membuat onar atau keributan seperti teman-temannya.

Kalau boleh jujur selama perjalanan menuju ruang pelatihnya gadis cantik bernama Minju itu mencoba mengingat kembali dimana letak masalahnya. Ia yakin sudah bersikap baik dengan tempat ini.

Tidak mungkin ia mendapatkan peringatan karena ia sering latihan di ruang ballerina padahal dia adalah seorang figure skater kebanggaan negaranya? Ah—tapi tidak mungkin, dirinya sudah memenangkan lomba internasional jadi sedikit diberi kebebasan di ruang ballerina.

Sudahlah ia lelah hanya menghabiskan waktunya untuk menduga-duga. Tangannya membuka pelan pintu ruangan bertuliskan coach Tiana disana, Minju gemetar sendiri.

"Selamat sore coach," ucap Minju pelan

"Oh! Hai Minju!" sapa Tiana sembari menyingkirkan kertas dokumen yang sedang dibaca.

"Hai coach! Aku tidak membuat masalah kan?"tanya Minju sembari duduk di kursi kosong yang berhadapan langsung dengan gurunya itu.

"Tidak ada masalah, aku hanya ingin menanyakan perkembanganmu. Apa kau sudah menghapalkan gerakan terbaru untuk olimpiade yang akan di negaramu sendiri?" tanya Tiana

Minju mengangguk, "Tentu, aku sudah mempelajarinya dan itu tidak terlalu buruk. Apa ada gerakan yang harus aku hapal lagi?" tanya Minju sembari menatap takut-takut pelatih yang ada dihadapannya itu.

"No, don't worry Minju ... aku memanggilmu karena aku mendapatkan telefon dari ibumu kalau kau harus pulang ke Korea Selatan besok pagi,"Minju melebarkan matanya tidak percaya.

"Why? Kenapa ibuku menyuruhku pulang? Apa terjadi sesuatu pada ibuku? Atau terjadi sesuatu pada ayahku? Kenapa mendadak?" tanya Minju bingung.

Tiana tertawa pelan mendengar murid kebanggannya satu ini,"I don't know, what's happened with your family? Aku hanya di minta oleh ibumu untuk membiarkanmu pulang ke Negaramu besok pagi dan akan dikabari lebih lanjut kapan kau akan kembali. Hanya itu," Minju melemas.

Pikirannya semakin bercabang lebar, ayahnya saat ini tidak sedang sakit seperti di drama kan? Atau ibunya yang terlilit hutang seperti di film yang ditonton Michael diruang theater kan? Ah—kepala Minju berdenyut nyeri.

"Kau harus membereskan barangmu dan jangan lupa berpamitan dengan Jaemin," ucap Tiana membuat kepalanya seakan ingin meledak.

Bagaimana dirinya mengatakan pada kekasihnya yang satu itu? Minju tidak ingin membuat kekasihnya itu terkejut.

"Terimakasih infonya coach, besok kau kan yang akan mengantarku ke bandara?"tanya Minju

"No, mungkin aku akan meminta Jaemin untuk mengantarmu. Aku sudah ada janji dengan mister Edward untuk rapat membicarakan olimpiade mendatang," sahut Tiana

"Tamat lah riwayatku,"gumam Minju sembari melangkahkan kakinya menuju asrama miliknya.

Matanya menatap langit Negara yang sudah ia singgahi selama lima tahun terakhir untuk mewujudkan cita-citanya. Minju tidak menyangka kalau ia akan pulang kembali ke Negeri gingseng yang menjadi Negara kelahirannya.

"Hi baby! What happened? Kau tampak murung?" tanya lelaki dengan wajah tampan sembari menenteng tas berukuran sedang berisi partitur disana.

"Aku harus pulang besok," ucap Minju sembari menatap mata cokelat lelaki bernama Na Jaemin.

"Kenapa? Tiba-tiba? Ada masalah keluarga?" tanya Jaemin sembari menarik kekasihnya itu kedalam pelukannya.

Minju menggeleng, gadis itu tidak tahu apa alasan sebenarnya dirinya pulang. Ia ingin berada disini terus menerus dengan Seungjae.

"Aku tidak diberitahu masalahnya, apa jangan-jangan orangtuaku terlilit hutang dan tidak mampu membayar kehidupanku selama disini?" Jaemin menggeleng mendengar penuturan gadis yang ada dipelukannya itu.

Gadis cantik itu terlalu banyak menduga-duga, "Kenapa kau harus gelisah seperti itu? Kau punya aku Minju, kau bisa menghabiskan seluruh kekayaanku. Jangan lupakan fakta bahwa ayahku orangtua terkaya ke dua di Korea Selatan," Minju mempoutkan bibirnya.

"Kenapa orang kaya sepertimu bisa jatuh cinta pada orang miskin sepertiku? Kau adalah pangeran dan aku upik abu," ucap Minju sembari memeluk kekasihnya itu dari samping.

"Kau ceroboh dan aku suka, kau berisik denganku aku juga suka, kau pendiam dihadapan orang lain aku juga suka, kau mudah bergaul dengan orang lain aku juga suka. Lihat aku tidak menyukaimu karena harta tapi dari sifatmu yang aku suka," Minju meninju pelan perut Jaemin.

"Kau suka orang ceroboh sepertiku? Hei! Aku tidak terlalu ceroboh seperti itu!"

Tangan Jaemin menahan pinggang Minju saat gadis itu baru saja merajuk dengan berjalan lebih dulu dan berakhir tersandung akar yang sedang mereka lewati. Lelaki itu tertawa pelan melihat kelakuan sang empu.

"Benarkan, kau membutuhkan aku untuk menjagamu agar tidak terjatuh. Kau ceroboh dan aku tidak kita saling melengkapi," kata Jaemin sembari mengusap kepala Minju yang hanya menatapnya seperti kucing lucu.

Mata gadis cantik itu menatap Jaemin yang sudah berjalan terlebih dahulu, lelaki itu memang dingin seperti es batu pada orang lain tapi begitu dengannya terasa seperti matahari yang menghangatkan hatinya.

Minju berlari dan memeluk Jaemin yang kini tersenyum manis menatapnya. Minju benar-benar bahagia dengan Jaemin.

"Bantu aku packing,"pinta Minju

"Baik, tuan putri." Minju tertawa pelan mendengar penuturan dari kekasihnya itu.

000

Bibirnya melengkung membentuk senyuman lebar menatap kekasihnya yang tampak sangat senang memilih barang branded di mall besar yang berada di Negara ini. Dari yang ia dengar kalau barang itu yang sedang diincar oleh kekasihnya itu sejak satu minggu lalu.

"Apa kau suka?" tanya Hoseok sembari mengusap tangan kekasihnya itu.

"Aku ingin yang itu, tapi sudah ada yang membelinya! Padahal itu barang yang juga aku inginkan dari tiga hari yang lalu,"keluh Yuri sembari mempoutkan bibirnya.

Hoseok yang melihat itu hanya tersenyum lembut, "Nanti aku akan minta pada Taehyung untuk mengirimkannya padamu nanti, kau mau apa lagi?" Yuri tersenyum lebar menatap kekasihnya itu.

Inilah yang ia suka ketika berjalan dengan lelaki bernama Jung Hoseok, dia akan royal padanya dan membelikannya barang apapun ketimbang yang lain. pasti lelaki itu akan memastikan kalau dirinya bahagia.

"Oppa, aku mau sepatu itu!" tunjuk Yuri kearah toko sepatu diseberang toko tas saat ini.

"Kau akan belanja berapa lagi Yuri?" tanya Hoseok lembut.

"Oppa tidak sayang padaku?"tanya Yuri sembari menatap sendu lelaki yang kemudian hanya menggeleng menjawab pertanyaaanya.

"Yasudah, ayo cepat kita belanja lagi! Pesawat kita akan berangkat dua jam lagi Yuri-ah," ucap Hoseok

Terdengar hentakan kesal. Lelaki itu tidak mengerti kode dari yang ia maksud sebenarnya.Hentakan kaki semakin terdengar ditelinga Hoseok saat gadis yang menjadi kekasihnya itu tampak kesal karena ia memburu-burukan belanja gadis itu.

Apakah gadis itu tidak mengerti tumpukan paperbag yang terkumpul tidak jauh dari mereka? Tumpukan barang branded kesukaan gadis itu. Penat sekali kepalanya memikirkannya.

BRAK!

"Lihat pakai mata! Jangan pakai dengkul!" keluh gadis yang kini tengah mengusap bajunya yang terkena cipratan kopi disana.

"Taehyung-ah tolong kau urus dia, kekasihku sedang sangat sensitive sekarang! Kalau dia sampai tahu kalau dia menabrak bisa mengamuk dia di bandara," Taehyung mengangguk kemudian menghampiri gadis yang hanya menatap sebal Taehyung.

"Kau pikir aku orang miskin? Tapi memang benar aku orang miskin. Ah- lupakan, aku tidak memintamu untuk minta maaf tapi seharusnya wanita singa itu yang meminta maaf padaku!" Taehyung tertawa pelan mendengar penuturan dari gadis yang kini hanya berdiri mematung menatapnya.

"Aku tahu kalau aku tampan, jadi ini kartu namaku katakan padaku berapa harga laundry untuk mencuci jaket milikmu atau meminta bayaran untuk jaketmu. Atasanku akan memberikan gantinya padamu,"

"Dasar orang gila! Kau pikir hidup hanya tentang harta? Sudahlah waktu penerbanganku semakin dekat," sahutnya sembari meninggalkannya yang hanya mematung.

Hoseok yang melihat asistennya yang tersenyum hanya menaikkan sebelah alisnya bingung, tidak ada yang salah dengan Taehyung kan? Baru kali ini ia melihat Taehyung seperti itu.

"Urusan gadis itu sudah selesai?" tanya Hoseok

"Euhm ... jangan khawatir, seharusnya kau melihat orangnya hyung dia seperti apa." ujar Taehyung

"Kau mau aku kena marah Yuri lagi?" Taehyung terdiam mendengar penuturan dari Hoseok .

"Dia gadis keren hyung," ucap Taehyung sembari melangkah lebih dulu untuk menghindari amukan dari kekasih dari atasannya itu yang sudah seperti singa.

Semoga mereka bisa bertemu kembali. Doa Taehyung.

TBC

Hai Autumn!

Terima kasih sudah membaca.

jangan bosan untuk baca lanjutan dari 24/7 terus.

Terima kasih

salam

Autumn sky

11-04-2021