Comments of chapter undefined of Night King : Kebangkitan Sang Kucing Hitam

Woilah, syedih banget jadi Lin Tian. Kemampuan yang bejibun itu nggak guna kalau dibawa ke tempat yang salah, ya? Di sana dia pendekar, di sini dia masih belajar. Semangat, Lin Tian! Itu, Lin xiao, jangan nakal-nakal sama abangmu, ya!

Lin Xiao adalah aku ketika berkendara. What is that, mendadaq budeck. Ceilah, dia sampai nggak sadar kalau yang duduk di belakang lagi elus-elus main tepok ameame sama kursi. Kasihan Lin Hua, merasa paling waras di antara dua kegilaan mereka.

Lin Xiao bisa angguk-angguk aja dihantam musik. Lah, dia nggak tahu aja Lin Hua lagi pening mikirin seseorang di bangku penumpang. Aku jadi bayangin Lin Tian kaya U&I dkk pas pertama kali diajak naik kereta Abang Sally.

Yakinlah, Bro, suatu saat Lin Hua bakal menyuarakan keanehan Lin Tian. Apalagi Lin Xiao. Yoi, sejauh ini dia masih belum sadar, tapi nanti? Gue nggak jamin kalau si anak bontot diam aja dijejali sandiwara ecek2an sama Lin Tian.

Sini agak deketan dikit, Lin Tian, kukasih tutorial buka kaca jendela mobil. Mula-mula, siapin linggis or semacamnya, yang jelas harus kuat dan kalau bisa tajam. Langkah selanjutnya, ambil ancang-ancang, dan ... prang! Selamat, Anda dipersiapkan untuk menghadapi kemarahan Lin Hua dan Lin Pan.

Oke, sekaya apa pun kehidupan Lin Tian yang sekarang, tetap kebahagiaan dia nggak bisa kebeli semudah itu. Plus-nya mungkin sekarang dia nggak kesepian, tapi ada rindu yang tidak terobati di sana. Eaaaa, maksudku adalah ... apa, ya? Intinya, yong geom-eun eodisseoyo?

Lin Tian nggak usah sedih, 'kan, udah ada Lin Hua sama Xiao. Anggap aja mereka itu pengganti teman dari masa lalu kamu. Look at their patiently, Lin Hua as Qianyu, and Lin Xiao as reincarnated of your sword. Don't hate yourself just cause a fault. Destiny is an amazing gift from God.

Kalau aku di posisinya Lin Hua juga bakal serba salah, sih. Mau negur, takutnya Lin Tian malah bikin pusing. Kalau nggak ditegur, sama aja makin pusing nahan beban sendirian. Well, kenapa Lin Tian nggak coba deep talk hati ke hati sama Hua. Kelihatannya tuh cewek bisa maklumin, 'ya, 'kan?

Saelah, Lin Xiao. Awas kalau kamunya budeg di tengah jalan. Nanti Lin Tian di belakang nyemil pinggiran kursi malah nggak ketahuan lagi. Betewe, suka aliran musik apa, nih? Coba puterin campursari, siapa tahu jiwa asli Lin Tian bisa terpanggil ke habitat semestinya.

Ayolah, gereget banget, nih. Kuatin feeling-nya Lin Hua, Thor, biar dia sadar kalau itu yang ada di sana asalah Lin Tian dari zaman purbakala. Eh, kejauhan, maksudnya zaman sebelum ayam dikontrak KeEpSi. Seru kali, ya, bayangin Lin Hua ketemu Qianyu, ahaha. Pasti Lin Tian bingung mau pilih yang mana.

Anieyo, Lin Tian-ssi. Neo babo sarameun aniya. Jal deurobwa, naega neol hamkke isseosseoyo. Lin Xiao-ssi, Lin Hua-ssi, Lin Tian-neun sarangeul manhi jusseyo, arachi? Gomapta! 파이팅!!!

Pertanyaan gue pun sama, di mana letak pedang naga sekarang? Apa mungkin tuh barang juga ikut transmigrasi ke dunia yang sekarang, tapi beda wujud? Nggak nutup kemungkinan, 'kan, kalau hal itu terjadi?

Akhirnya, Ya Lord, setelah sekian purnama merubah wujud serigala berbulu kambing, mereka pun jalan-jalan juga. Terlepas dari bosannya Lin Tian udah ilang atau belum, tolong itu mukanya dikondisikan. Kasihan Lin Hua jadi domblang-domblong, padahal yang kesambet bukan dia.

As like the tittle, mari kita syukuran karena akhirnya Lin Tian berhasil dibawa walking-walking juga. Tadinya mau nitip es krim sama mereka, tapi nggak jadi. Takut dilahap habis sama Lin Tian, hehehe.

They said to going to find some happiness with a trip, but we see that nobody between their get a little smile in a whole trip. Whats wrong, Dude? Also Lin Hua, I hope you aren't more stressed after that.

Right, dia emang aneh. Wujudnya dewasa, tapi di dalam masih childish. Nggak salah, toh bukan keinginan Lin Tian jadi begitu. Keinginan dia cukup sederhana, yaitu minta dibawa jalan-jalan. Setelah lewat drama tetek mbengek, akhirnya tercapai juga keinginan sederhana dari holkay kek dia itu.