Jiah, Lin Hua cemburu sama siapa? Asal kamu tahu, Lin Tian cuma kenal dua wanita dalam hidupnya. Kamu sendiri, sama yang satu lagi kamu dalam versi masa lalu. Eyaaakk...
Lah iya, baru aja kupikirin, eh, udah dibahas. Neng Qianyu. I miss you! Apa kabar dia, ya? Sukur-sukur, deh, kalau Lin Hua emang titisan Nyai Es Utara.
Lihat interaksi Hua sama Tian, aku jadi berharap lebih sama hubungan mereka. Ya, mungkin terlalu awal, tapi pasti makin sedep-sedep manis kalau Kak Thor yang baekk mau kasih love line buat mereka, wkwk.
Cup, cuo, masa pendekar mau nangis? Btw, kasihan juga sama Lin Tian. I know, he had try so hard to accept his new world. Gapapa, sekarang nge-badut dulu, besok kita berkelit keren di area pertempuran, ya?
Sedikit nggak rela, sih, kalau sampai Lin Hua sama Lin Tian nggak disempilin unsur romansa. Tapi, mereka udah 2 dekade lebih bersama-sama sebagai saudara, 'kan, awkward juga kalau sampai kekompakan mereka harus dibumbui cinta.
Alah, kenapa Ayah harus calling sekarang, sih? Coba aja kalau Lin Pan nggak telepon, entah apa yang akan terjadi setelah itu. Masih tatap-tatapan, masih aman. Kita tunggu detail-nya lebih lanjut, Thor.
Betewe, ini kaleand kapan go to jalan-jalannya, ya? Kalau masih mau lanjut juga nggak apa-apa, sih. Mending izin dulu, gih, sama Bapak Lin Pan. Entar malah diomelin soalnya bawa Lin Tian keluar kandang.
Jangan cubit hidungnya Lin Tian, bisa makin mancung itu nanti. Eum, enggak. Yang paling berbahaya bukan itu. Takutnya nanti mereka jadi kebaperan, terus, ya ... we all know, lah.
Cemburu itu apa? Ahaha, itu jenis makanan yang nggak bisa dimakan, tapi orang cemburu bisa makan orang. Paham, nggak? Lah, sama, aku sendiri juga nggak mudeng. Belum waktunya cemburu, ya, Lin Tian, tahan dulu.
Wei, Qianyu pakabar, Bro? Duh, jadi khawatir dia digodain aki-aki di sana. Sini, biar gue pawangin ratu es-nya. Mayan, bisa diajak bikin pabrik es balokan pas musim panas tahun depan. Selow, Lin Tian sama Lin Hua aja.
Yang renyah-renyah keropos itu wafer, tapi yang manis-manis kadang mengecewakan itu namanya baper. Yang diobatin pakai makan itu namanya laper, tapi yang gampang-gampang susah diobatin itu namanya baper. So, Lin berganda, kalian nggak usah baper-baperan, ya, bahaya.
I can't see how angry Lin Hua when she heard about Qianyu. Lin Tian just smile and she look so cranky, but it's a cute way to get some interest from Lin Tian. I think my heart is so hurt if they're not a couple at the end.
Yaaah, sampai mau nanges begitu. Pasti asem pedes panas, ya, atinya Lin Tian? Ulu lu lu, gantengnya readers masa nangis? Lin Hua cuma bercanda, kamu juga jangan polos-polos gitu biar nggak diketawain orang lain.
Yash, Lin Xiao emang kelihatannya nakal, tapi itu mungkin cara dia melindungi orang-orang di sekitarnya. Biarin nakal, yang penting nggak ngabisin duit sama beras, ya?
Dari mana belajar tentang kekasih?
Nah, iya. Aku bingung juga, Lin Hua. Perasaan dia dari orog, dari masih ribut sama pedang kesayangan, belajarnya gegeludan mulu. Oh, ada sedikit kenangan, sih, dari Qianyu. Pakabar, ya, si Cantik satu itu?
Pas tatap-tatapan ada sensasi jedag-jedug, nggak, nih? Apa perlu gue kasih romanization biar lebih nendang scene-nya? Kayanya nggak usah, deh, ya. Kalian akur brother sister aja, udah cukup.
Nggak apa-apa, Lin Tian. Kamu disangka nge-badut, padahal aslinya berpengalaman. Daripada si onoh. Dikira serius, nggak tahunya cuma bahan badutan. Ahaha, bercanda doang. Lin Tian aselee hebat, kok, cuma perlu lebih banyak adaptasi aja.
Apa, badut? Ahaha, ngelawak nih orang. Hei, mana ada badut setampan dan sehebat kamu, Lin Tian? Be sure that you'll keep your spirit to learn this world. Even though, it isn't a half yet. There are so many things, including Hwang Xi Han. Ouch, when will you go to see him, Scorpio?