webnovel

11 NOVEMBER

Dia masih tetap diam, pertarungan dengan Nuri masih saja terngiang di otaknya. tangannya tidak berhenti bergetar sampai barang apapun yang dia pegang terjatuh begitu saja. 'apa yang terjadi pada diriku, kenapa aku jadi selemah ini, omong kosong jika aku tidak bisa menunjukan bukti bahwa dia yang bersalah, hanya saja tubuhku terlalu lemah saat berhadapan dengan dia'. tiba-tiba dia berdiri sempoyongan dan berjalan menuju kamar. dia tertawa lepas saat melihat bantal berserakan di atas kasur...

'aaaah... ku dengar kau suka melakukan ini ha... sekarang aku tau kelemahanmu Nuri, kau tak akan menolak melakukannya bersamaku, aku ingat bahwa kau pernah memintaku untuk melakukannya bukan hahahaha (tertawa lepas seperti menemukan jackpot)'

dia mengambil satu bantal kemudian menciumnya berkali-kali, setelah puas dia membuangnya begitu saja.

'hahahahaha lihat Nuri, ketika aku mendapatkan kesaksianmu, kau senasib dengan bantal itu, iya ... itu yang akan kau dapatkan Nuri, sepertinya kau harus berdo'a mulai sekarang sebelum Nafsu yang sedang bergerilya didalam tubuhku ini keluar memangsamu hahahaha'.

hanya ada dia dirumah tua itu, seluruh perabotan terlihat berdebu tak terawat. Botol-botol bekas minuman berserakan dimana-mana. Lampu seakan tidak sudi menerangi rumah ini. terhimpit oleh pepohonan dan rindangnya semak belukar menambah kesan angker dirumah ini. Tapi tidak baginya, rumah ini bak istana mewah sekaligus fasilitas didalamnya. Disinilah tempat dia berfantasi dan malatih keahliannya tanpa seorangpun yang akan mengganggunya.