Aku sering mengucapkan sebuah kata kesukaanku, "Tenanglah aku ini beruntung" pada teman dan orang tuaku.
Dan itu memang benar. Aku dilahirkan dengan keberuntungan yang tinggi. Walaupun bagaimana gitu untuk mengatakannya dengan mulut sendiri, tapi aku sangatlah beruntung.
Kalau ditanya seberuntung apa aku…. Yah ini terlihat seperti di saat HP-mu rusak pasti ada cara untuk mendapatkan yang baru.
Seperti ada seorang peria kaya baik yang kebingungan ingin membuang HP baru miliknya karena sudah memiliki HP yang lebih terbaru, di saat seperti itu peria itu bertemu denganmu dan setelah mendengar masalahmu ia memberikan HP itu padamu.
Singkatnya walaupun itu tanpa berbuat apa-apa, HP baru itu pasti datang padamu. Yah seberuntung itulah aku.
Namun walaupun aku memiliki keberuntungan seperti itu;
Walaupun aku selalu bangga dengan keberuntunganku.
Untuk saat ini aku bahkan tak dapat mengucapkan kalimat kesukaanku.
Aku hanya dapat terdiam menyaksikan situasiku.
Tertawa pun tak bisa. Jika ada mungkin hanya tawa gila yang dapatku keluarkan.
Saat ini aku beserta kurang-lebih 24 murid kelas 3-A SMA Samudera, hanya dapat terpaku terdiam melihat takdir, melihat kebenaran yang ada.
Di kalau kami terlah terdampar dalam pulau terpencil, dan dipaksa untuk memainkan permainan survival oleh seorang yang membawa kami kemari.
"Carilah harta Karun Soekarno di pulau ini. Jika ada di antara kalian yang menemukannya maka kami akan membawamu keluar dari pulau ini."
Saat perkataan itu terdengar di telinga kami. Petualanganku dipulau ini pun dimulai.