1 Ganesha

Kamu itu ibarat langit, jauh dan tidak akan tercapai. -Azura Salsabila Mahatma-

Matahari selalu terbenam, tapi di saat yang bersamaan pula dia tak pernah lupa untuk kembali terbit.

"Ra, kamu udah mau berangkat?" Pertanyaan dari sang papa sudah lebih dari cukup untuk mencegat langkah gadis berusia 18 tahun itu berjalan menuju pintu utama kediaman keluarga Mahatma.

"Iya, Pa," jawab gadis itu dengan singkat tanpa mengarahkan kedua manik matanya ke arah sang papa.

"Berangkat ama siapa?" tanya Danu pada putri semata wayangnya itu.

"Teman, Pa," jawab Azura singkah. Apakah Danu akan percaya begitu saja dengan apa yang dikatakan malaikatnya itu? Tentu saja jawabannya adalah tidak.

"Ra, selamanya darah akan selalu lebih kental daripada air. Dalam diri kamu ada darah seorang Danu Gerhana Mahatma, papa adalah orang yang sangat mengenal kamu dengan sangat baik."

Mendengar apa yang dikatakan oleh sang papa kini Azura merasa kalau dirinya sedang tidak baik-baik saja. Seharusnya dia peka sejak awal kalau papanya itu bukanlah tandingan sebanding untuk dirinya kini dan sampai kapan pun itu.

"Kamu berangkat dengan siapa?" Intonasi suara Danu memang terkenal sangat lembut, tapi sorot mata milik lelaki pria paruh baya itu membuat Azura menjadi tidak punya pilihan lain selain jujur bersama dia ke sekolah hari ini.

"Keanu, Pa," jawab Azura dengan kedua manik  matanya yang berpendar ke seluruh arah, dia seperti tidak punya nyali yang cukup besar untuk melihat sang papa. Pria yang notabenenya telah dia tetapkan sebagai cinta pertamanya.

"Nggak ada. Papa nggak izinin kamu berangkat ama dia." Danu menolak dengan  mentah-mentah apa yang dikatakan oleh sang putri.

"Kenapa?" tanya Azura dengan sangat lancangnya. Dia sendiri pun tidak tahu apa yang melatar belakangi dia sampai bisa selancang itu pada sang papa.

"Ra, apa yang sama kamu harapkan dari dia, hah?" Azura memejamkan sejenak kedua maniknya, mencoba untuk mencari jawaban terbaik atas apa yang dipertanyakan sang papa padanya.

"Kamu berangkat ama papa dan setelah ini papa akan mengerahkan orang untuk menjaga kamu." Azura sungguh ingin protes atas apa yang saat ini menjadi keputusan dari sang papa. Tapi di saat dia sadar kalau apa yang menjadi keinginannya itu hanya akan berakhir sia-sia.

"Terserah, papa saja," jawab Azura lalu membawa kedua kaki jenjangnya untuk menuju meja makan.

Hanya keheningan yang tercipta di meja makan keluarga Mahatma, dan seperti yang dulu-dulu hanya ada Danu dan Azura. Dinanti Azura Maraya—istri dari Danu telah berpulang 2 bulan setelah melahirkan Azura karena preeklampsia yang dia idap  selama hamil.

---

Laju motor yang Aiden kemudikan tampak memasuki kawasan SMA Garuda Nusantara. Aiden tentu saja tidak sendiri ada beberapa anggota Ganesha di belakang yang bergerak sangat teratur, meski tak bisa untuk ditampik saat ini suara klakson yang mereka semuanya bunyikan itu membuat area SMA paling favorit di Ibukota itu menjadi sangat bising.

Ya, ini adalah pemandangan berulang yang selalu terjadi di SMA Garuda Nusantara saat hari sekolah, tapi pemandangan ini tidak akan ada kata bosan untuk para murid yang mengagumi anggota Ganesha,  khususnya Ganesha besar.

Apa bedanya? Ganesha besar berisikan inti dari geng motor tersebut. Ada tujuh orang inti dan selebihnya anggota biasa yang berjumlahkan 343. Tentu saja itu tersebar di seluruh wilayah Jabodetabek.

Bahkan Azura pun harus mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam kelas untuk menyeleksi anggota Ganesha itu secara langsung.

Sebenarnya Azura bukan orang lama di sekolah ini. Dia baru tiga hari yang lalu bersekolah di sini dan dia masih berusaha untuk  bersosialisasi di sini.

Aiden yang saat ini sedang membuka helm full face miliknya lantas membuka dan berhasil untuk membuat para cewek-cewek berdecap kagum karenanya. Aiden memang tidak pernah gagal dalam membuat cewek-cewek mengaguminya. Karena untuk pemujanya hanya ada satu kata yang mampu untuk mendeskripsikan Aiden, yaitu SEMPURNA!

"Kak Aiden?!" teriakan dari cewek itu membuat Azura harus mengangkat sebelah alisnya saat ini.

"Aneh," gumam Azura dalam hatinya. Azura lalu kembali membawa kedua manik matanya ke arah sekumpulan cowok yang saat ini berada di parkiran.

"Biasa aja, ganteng juga Keanu," gumam Azura lagi saat dia menilik satu per satu para cowok itu. Azura tidak tahu yang dimaksud Aiden yang mana, tapi tidak ada satu pun di sana yang bisa membuat gadis 18 tahun itu kagum.

Ganesha Geng adalah sekumpulan geng motor yang paling tersohor di SMA Garuda Nusantara.

Aiden Ramadhan Makalela adalah ketua dari Ganesha. Senyumannya, pesonanya, dan semua yang ada pada dirinya hanya kata SEMPURNA yang bisa digunakan untuk mendeskripsikannya. Pesona yang tidak mungkin untuk ditolak para cewek-cewek.

Sebelah kanan dari Aiden ada Antares Anandhipa Milando—juara umum di SMA Garuda Nusantara, ramah, selalu nyambung untuk diajak berdiskusi. Dan juga menjabat sebagai wakil ketua dari Ganesha.

Sebelah Ares ada lagi Pasha Pranata Mandala. Dia adalah orang kedua yang memiliki paras tampan setelah sang ketua, sayangnya ada nilai buruk dalam diri Pasha, dia adalah orang tidak pernah memiliki nilai atas sebuah rasa. Tidak bisa setia hanya dengan satu cewek. Kemampuannya untuk mematahkan hati cewek-cewek tidaklah bisa untuk dipandang sebelah mata.

Di sudut paling kanan ada Dylan Kurnia Munandar, kemampuannya untuk melumpuhkan lawan membuat Aiden tak segan-segan untuk menjadikan dia sebagai panglima tempur Ganesha. Dia adalah orang kedua yang akan pasang badan untuk geng motor ini setelah Aiden.

Selesai di sudut kanan Aiden, kita kembali lagi di sudut kirinya. Ada Morgan Ardani Maditya, tubuhnya yang atletis membuat dia kini didapuk sebagai kapten futsal SMA Garuda Nusantara, sudah banyak piala yang dia dapatkan bersama tim futsalnya. Tapi siapa yang sangka kalau lelaki ini sangat lekat dengan sifat dinginnya, introvert satu kata itu paling mewakili Morgan.

Sebelah Morgan ada si kembar Oka dan Oki. Dari segi wajah mungkin mereka sangatlah mirip, tapi dalam sifat sungguh itu adalah hal yang sangat bertolak belakang.

Oki Athallah Maulana memiliki kesan dingin, bedanya Morgan apa? Morgan masih bisa diajak untuk berdiskusi di saat-saat tertentu, tapi Oki dia adalah tipikal orang yang sangat irit dalam berbicara.

Sangat bertolak belakang dengan Oka Athilah Maulana yang selalu ceria dan Ganesha tanpa Oka akan sangat berbeda. 80% tawa Ganesha berasal dari dia.

Space 5 meter untuk 15 motor ninja itu seolah-olah telah menjadi hak milik dari Ganesha, tidak ada yang mau bahkan berani untuk menentang itu.

"Ki ... katanya ada murid baru di kelas lo ya,?" tanya Ares pada manusia irit bicara itu. Tak ada respons dari Oki, tapi Ares seperti peka kalau diamnya Oki adalah bentuk pembenaran secara tidak langsung.

"Cewek apa cowok, Ki?" tanya Oka yang ikut penasaran dengan apa yang sedang dibicarakan Ares dengan saudara kembarnya itu.

avataravatar
Next chapter