1 MDS-01

"Cinta hanyalah setting belaka dari sebuah imajinasi"

~Leviano Bevana

HAPPY READING🍁

"Awalnya ku pura pura,lama lama ku jadi suka oh tuhan inikah yang namanya cinta"kalimat itulah yang sedari tadi beralun indah dari mulut Diana Jonson.Wanita berumur 17 tahun yang bersekolah di SMA MERAH PUTIH.Kakinya sedari tadi melangkah dengan mulut berkomat kamit mengucapkan nyanyian berjudul 'PURA PURA CINTA'.

"Gini nih kelamaan libur,jadi lupa kelas kan"gerutu Diana karena menyadari jika salah mengambil jalan dan malah berjalan ke arah kelas 12.Tubuhnya ia putarkan seutuhnya ke belakang lalu melangkah untuk kembali ke kelasnya.

Sesampainya di kelas,tubuhnya ia dudukkan di salah satu kursi yang letaknya kira kira di sudut kanan paling belakang.Kalian pasti sudah tau bukan alasan siswa lebih memilih duduk paling belakang?

"Din"sapa seorang wanita di samping Diana.Caterine.ya,lebih tepatnya Caterine Pattison.sahabat dekat Diana yang selalu ada dan menemani Diana dari awal masuk sekolah hingga saat ini.Mereka sudah seperti adik dan kakak karena tak dapat dipisahkan.Sifat keduanya tak kalah berbeda,sama sama jahil dan heboh.yang membedakan adalah,Diana lebih pendiam dan bodo amat dengan keadaan sekitar jika sedang berada ditempat yang asing.

"Hm"Dehem Diana sebagai jawaban.Caterine berdecak kesal dengan mulut sedikit maju ke depan mendengar jawaban Diana.

"Entar perpus yuk"ajak Caterine menaik turunkan alisnya jahil.Diana yang sedang memejamkan matanya langsung membuka mata dan menoleh ke arah sahabatnya itu.

"Hayukkkk"jawab Diana sumringah.Keduanya pun tertawa bersama sampai guru tiba dan memberi materi kepada mereka.

"Baiklah anak anak,selamat pagi"sapa Bu Sinta ramah.Bu Sinta ini adalah Guru termuda di SMA MERAH PUTIH.Banyak sekali siswa yang mengetahui dan mengenalnya karena keramahan serta kesabaran dalam mengajar.Bu Sinta ini mengajar dibidang Bahasa inggris dan Fisika.

"Pagi Bu"

"Pagi"

"Pagih"

"Hari ini saya akan mengajar sampai jam 10 ya,karena Pak Heru sedang berhalangan hadir jadi beliau menitipkan kalian pada ibu"

"Yess"

"Horee!"

"Gini nih yang gue seneng hahahaa"

"Bebas dari merangkum 25 lembar gayss"

Kira kira begitulah pekikan pekikan yang keluar dari mulut beberapa siswa di kelas XI IPA.Bu Sinta hanya bisa geleng geleng kepala lalu mengeluarkan laptop dan menancapkan kabel penghubung dengan layar LCD.

Para siswa sedang sibuk memperhatikan kegiatan gurunya itu.Mereka masih menerka nerka kira kira apa yang akan dipertontonkan Bu Sinta kepada mereka semua.

"Before today's lesson starts, let's pray according to our respective religions and beliefs so that the lesson will run smoothly"

"Done!"

"Ok children, today I will discuss the material about asking and giving opinion I hope you understand it how to give and talk about opinions"

"Selamat menyaksikan"

***

'Ting Ting Ting'

"baiklah anak anak,karena bel sudah berbunyi saya akhiri pelajaran hari ini.Selamat siang dan selamat belajar"ucap Bu Sinta berpamitan.

"Terimakasih bu!"ucap serempak para siswa.

"Din"

"hm"

"Ayo perpus"

"Bentar ish"

"Lama lo!"Karena jengkel akhirnya Caterine menarik tangan diana dan membawanya berjalan ke perpus.

"Pelan pelan dong cat"protes Diana saat merasakan jika ia tak sanggup lagi menyamai langkah sahabatnya ini.

'Bruk'

"Aduh sakit"

"Akh"

Diana dan Caterine sama sama terpekik tatkala merasakan dinginnya lantai membentur pantatnya.Tangan mereka juga sibuk mengelus dan mengusap pantat mereka yang terasa panas sekali.Caterine pun memberanikan diri untuk mendongak dan matanya membelalak kaget melihat sok sok yang ia tabrak tadi.

"Aduh,maaf kak gue nggak sengaja"ungkap Caterine ketakutan.Pria itu hanya melirik dingin Caterine lalu beralih menatap Diana yang masih tergeletak karena kesulitan berdiri.

Tangannya ia ulurkan untuk membantu Diana tanpa memperhatikan tatapan histeris dari beberapa siswa perempuan disana.Sedangkan Diana sendiri dengan sedikit keraguan memberanikan diri menerima uluran tersebut dan ya,Pria tersebut langsung menarik Diana hingga terbangun tegap.

"Te-terima ka-kasih kak"ucap Diana terbata bata ketika tak sengaja menangkap tatapan sang pria yang sedari tadi mengarah kepadanya.Bukan,bukan tatapan hangat dan bukan pula tatapan cinta melainkan tatapan sinis dan dingin yang menjadi satu sehingga menjadi hawa yang menyeramkan bagi Diana.

"Hm"hanya deheman singkat yang diberikan sang cowok sebelum melangkah pergi meninggalkan keramaian.

Diana langsung menatap tajam Caterine lalu berbalik badan untuk kembali ke kelas.Hilang sudah niatnya untuk membaca buku di perpus.Diana lebih memilih berjalan ke kantin untuk membeli makanan dan minuman.Caterine sendiri hanya bisa menggerutu dalam hati tetapi tetap mengikuti Diana dari belakang.

"Buk,saya mau bakso satu sama mie ayam satu ya.minumnya es teh semua"ucap Caterine.

"saya pe-"

"Udah gue pesenin Din!"Celetuk Caterine lalu menarik tangan Diana untuk ke meja kosong.Setelah mereka mendapat tempat duduk,Diana langsung duduk tapi dengan sengaja berjauhan dari Caterine.Caterine menghela napasnya lalu mendekati Diana hingga Diana terpojok dan tak mampu bergeser lagi karena meja mereka yang berada di sudut lebih tepatnya di sebelah tembok.

"maaf"lirihnya dengan kedua jari membentuk huruf"V".

"Sebagai pertanda maaf,gue traktir lo deh"tawar Caterine namun tak ayal membuat Diana menolak.

"Iya Iya,gue maafin lo"jawab Diana meskipun sedikit malas.Caterine langsung tersenyum cerah dan memeluk sahabatnya itu.

****

"Lo pulang sama siapa din?"tanya Caterine sambil celingukan mencari penjemputnya.

"gue sama supir,paling bentar lagi dateng"alibi Diana,sebenarnya Diana sudah mengatakan kepada supir untuk dijemput pukul 4 nanti.Diana ingin menuntaskan niatnya untuk membaca buku mumpung tadi pulang lebih awal dikarenakan guru mengadakan rapat.

"eh itu supir gue,lo nggak papa sendirian?"ujar Caterine tak enak hati.Diana mengangguk sambil tersenyum manis meyakinkan sahabatnya itu.Caterine pun menghela napasnya lalu mengecup pipi Diana setelah itu pergi untuk pulang.

"huft,untuk percaya"lirih Diana mengelus dada.Diana kemudian berbalik badan dan melangkah menuju perpustakaan untuk membaca buku buku sejarah.

****

Sedangkan disisi lain,Levin sedang mengadakan rapat osis mengingat sebentar lagi acara prom night.Hari sudah sore,namun Levin belum juga menyelesaikan rapat osisnya.

Dilain tempat,Diana justru malah keasikan membaca buku di perpustakaan.berbagai jenis buku sudah dipilih oleh Diana untuk dibacanya.tanpa di sadari,hari mulai petang.diana melihat jam di tangannya seketika matanya membulat dan langsung membereskan buku bukunya untuk dilanjutkan di baca dirumah.selesai berbenah,diana berpamitan kepada penjaga perpustakaan lalu pergi menuju gerbang sekolah.saat di pertengahan jalan,diana tak sengaja menubruk seorang laki laki yang sedang bermain hp.diana yang menyadari jika dirinya menabrak seseorang akhirnya meminta maaf dan membereskan buku bukunya yang berserakan di lantai.sedangkan pria yang di tabraknya tadi justru menggeram marah lalu menarik paksa tangan diana.Diana yang awalnya terkejut langsung mencium bibir Levin,ya pria yang ditabrak oleh Diana adalah Levin cowok ketos di sekolah ini.mata keduanya membulat,jujur saja Diana dan Levin sama sama kegetnya,kerena ini merupakan frist kiss mereka.setelah cukup lama bertahan pada ciuman mereka,akhirnya Diana memberontak meminta untuk dilepaskan.Levin yang terkejut reflek melepaskan tangannya pada bahu Diana sampai sang empu terjatuh di lantai.Diana berteriak sangat kencang,karena pantatnya sangat sakit menubruk lantai.Diana berusaha sekuat tenaga untuk bangun.setelah berhasil,diambilnya buku buku tersebut dan Diana berlari dengan air mata yang menetes dari matanya.Levin yang melihat Diana menangis langsung mematung.Bahkan selama ini tidak pernah sekalipun Levin membuat kaum cewek menangis.Levin yang melamun tiba tiba tersadar karena mendapat tepukan bahu dari sahabatnya Reza.

"woyy,ngalamun aja.ngelamunin apaan sih?"tanya reza dengan penasaran.levin yang sedang di tanyai hanya berdiam diri,karena jujur dirinya masih terlalu syok dengan kejadian tadi.Levin berlari mengejar Diana dan meninggalkan Reza yang melongo di buatnya.

'iye iye dingin,tapi seenggaknya hargain gue napa'gerutu reza sepelan mungkin.

Di lain tempat,Levin sedang mencari cari gadis tadi.dirinya sempat mendengar isakan tangis dari daerah pojok gerbang sekolah.Levin yakin jika wanita itu ada disana,karena semakin Levin mendekat semakin kencang suara isakan tangis tersebut.Levin mematung tatkala melihat wanita tersebut menangis sambil memegangi punggungnya.

'apakah doronganku sekuat itu sampai membuat dia menangis?'

pikir Levin dalam hati.

Diambilnya sapu tangan dalam kantungnya lalu di berikan kepada sang gadis tersebut.diana yang mendapat sapu tangan mendadak menghapus air matanya menggunakan tangan dan menghiraukan uluran sapu tangan tersebut dan menoleh ke belakang.alangkah terkejutnya dia ketika orang yang memberikan sapu tangan tersebut adalah orang yang sama yang mendorongnya tadi.Diana berdiri dan hendak pergi untuk pulang,namun sayang tangannya sudah di cekal oleh levin.

"maaf"lirih levin.bahkan hampir tak terdengar suara tersebut.tetapi berbeda dengan diana,dirinya masih bisa mendengar permohonan maaf dari levin.ia langsung melepas paksa tangannya dari genggaman levin tetapi sayangnya tenaganya lebih kecil dibandingkan dengan tenaga levin.levin menarik diana ke dalam pelukannya.Awalnya diana sempat memberontak dan mumukuli dada levin,tetapi lama kelamaan diana luluh dan berhenti memberontak.dirinya menangis di dalam pelukan levin.sedangkan levin sedari tadi selalu mengucapkan kata maaf berulang kali.

setelah diyakini bahwa wanita tersebut sudah tenang,levin melepas pelukan tersebut dan mendudukan diana di bangku yang tersedia disana.

"leviano,panggil saja levin"levin memulai percakapan dengan perkenalan.diana yang mendapatkan uluran tangan hanya berdiam diri tanpa mau menerima uluran tangan levin.levin pun menghela nafas lalu ikut duduk di sebelah diana.

"siapa namamu?"tanya levin sedikit kaku.diana yang merasa di tanyai langsung menoleh.

"Diana jonson,paggil saja diana"jawab diana sesingkat mungkin.jujur levin merasa aneh dengan dirinya karena jantungnya berdebar ketika memeluk diana tadi.entah mengapa levin juga tak mengerti.apakah ini yang dinamakan jatuh cinta?

tanya levin dalam hati.

"oke,maafin gue tadi yang udah dorong lo,gue tadi kaget waktu kita ngga sengaja ciuman tadi,makannya gue reflek dorong lo sampai lo jatuh"jelas levin.

"buat apa kakak minta maaf??yang salah kan diana,diana udah salah karena nabrak kakak,harusnya diana yang minta maaf.diana emang manja karena langsung nangis waktu di dorong sama kak levin.jujur diana ngga pernah dikasarin sama mama,papa dan kak fian makannya diana nangis.Diana cuman terkejut aja kok ngga ada yang sakit juga"jelas diana panjang lebar.levin yang mendengar penjelasan diana tertegun.jawaban diana tidak sepenuhnya dianggap benar oleh levin.bahkan levin tau jika diana sedang berbohong darinya.levin pun mencoba mengetes diana dengan memukul punggung diana tetapi pukulan ringan.diana yang mendapat rasa sakit dari punggungnya secara mendadak langsung menjerit dan meremas lengan levin.jujur saja diana tadi berbohong agar levin tidak merasa bersalah pada dirinya.levin pun tersenyum miring.benar saja dugaannya bahwa wanita dihadapannya ini berbohong.

"Lo bohong sama gue,apa perlu gue bawa lo kerumah sakit?sepertinya punggung lo terlihat parah"tanya levin yang mendapat gelengan langsung dari diana.

"engga kak aku ngga mau,yaudah aku pulang dulu ya supir aku udah nungguin."ketika hendak berdiri diana kembali meringis merasakan punggungnya sakit tapi dia tetap menahannya.diana tetap melanjutkan jalannya.baru saja hendak melangkahkan kaki,tangannya di cekal oleh levin.levin menyodorkan ponselnya,diana yang mengerti menerima hp tersebut dan menekan setiap digit angka nomornya.setelah itu diana pergi meninggalkan levin yang tersenyum sendiri.

semenjak kejadian tersebut diana dan levin menjadi akrab.Mereka saling bertukar pesan,Levin yang awalny pria dingin kini juga berubah menjadi hangat.Pribadinya seperti memiliki harapan baru.Semenjak kecil Levin tak pernah dipantau atau didampingi kedua orangtuanya yang sibuk bekerja.Bahkan disaat libur,mereka tetap bekerja dan meninggalkan Levin seorang diri dengan satu pembantu dan seorang supir.

Saat ini,Levin dan kedua sahabatnya sedang sibuk mendekor taman seindah mungkin untuk kejutan Diana nanti malam.Ya,hari ini Levin akan mengutarakan isi hatinya setelah 3 bulan ia menyakinkan diri jika ini adalah perasaan cinta bukan perasaan nyaman sesaat.Diana yang lugu dan polos membuatnya terpesona.Kejujuran serta kelembutan dalam menyikapi sikap manjanya selama ini sudah cukup membuktikan bahwa Diana tepat untuk dirinya.

"Gimana?"tanya Levin kesekian kalinya yang membuat Reza dan Arzi menghela napasnya jengkel.

"Gue udah bilang dari tadi,perfect banget bro"mantap Reza seraya merangkul bahu sahabatnya.Levin dengan paksa melepas rangkulan Reza lalu menatap tajam sang empu yang sedang cengengesan.

"selow bro,canda elah"

"Hm"

"BTW,gugup nggak?"tanya Arzi menaik turunkan alisnya berniat menggoda.

"Gue gugup banget"lirih Levin dengan mata melirik kearah tangan yang terdapat jam pukul 6 sore.

"lo coba santai,kalau lo gugup yang ada gagal nanti"nasehat Reza sembari menepuk nepuk bahu Levin mencoba menenangkan.Levin mengangguk dengan ragu lalu mengisyaratkan kepada dua sahabatnya untuk pergi tatkala matanya menangkap sebuah mobil yang pastinya itu milik Diana.

"Semangat bro"

Kira kira itulah ucapan pendukung yang disampaikan oleh kedua sahabat Levin sebelum pergi untuk bersembunyi.Levin menghembuskan napasnya perlahan lalu melangkah mendekati Diana.

"Hai!"

'Bodoh lo Levin,nggak guna.'

runtuk Levin dalam hati karena salah mengucap kata.

"Hai Levin!"balas Diana dengan senyuman manisnya sehingga memamerkan lesung pipi di kedua pipinya itu.

"Bagaiaman kabarmu?"Tanya Levin spontan.

'Ish mulut lo ngajakin gue gelud ya?'

Gerutu Levin dengan menggigit bibir bawahnya.

"Udah nggak usah gugup,Levin keliatan lucu hahaha"ejek Diana dengan tawa manisnya.Levin yang awalnya murung mendadak tersenyum cerah diam diam,ketika memperhatikan Diana yang tertawa puas karenanya.Terselip rasa bangga dan haru karena mampu membuat Diana tertawa karenanya.

"Kesana yuk!"ajak Levin lalu mengulurkan tangannya agar digenggam oleh Diana.Tanpa ragu,Diana menyelipkan tangannya di genggaman Levin.

"eist tunggu!"cegah Levin ketika otaknya mengingat sesuatu.

"Ada apa Levin?"tanya Diana penasaran.

"Tutup matamu!"Titah Levin tak terbentahkan.Diana mengangguk pasrah lalu memejamkan matany tak ayal,ia buka sedikit untuk mengintip.

"Jangan mengintip!"celetuk Levin ketika tak sengaja melihat Diana mengintipnya tadi.Dalam hati,sebenarnya Levin ingin tertawa melihat tingkah Diana yang sangat menggemaskan,apalagi ketika mendumel tidak jelas setelah ia marahi tadi.

"Kok ditutup sih?!"ujar Diana berdecak kesal.acara mengintipnya menjadi gagal karena ketahuan oleh Levin.

"makannya nggak usah ngintip,aku jadi nggak percaya sama kamu"

"hati hati,genggam tanganku terus"lanjutnya sembari menggenggam tangan Diana dan menuntunnya agar mengikuti langkahnya.

"Aku hitung sampai tiga,kamu boleh buka penutup mata kamu"titahnya.

"satu dua tiga"Diana pun membuka penutup kain dimatanya perlahan.matanya tertegun,siap mengeluarkan lelehan air mata yang menggenang di pelupuk.

"Levin,i-ini indah banget!"Pekik Diana dengan wajah yang sudah banjir air mata.

"stt,jangan nangis"

"aku mau ngomong sesuatu sama kamu"ucap Levin namun Diana tetap diam membiarkan Levin melanjutkan ucapannya.

"Aku tau,mungkin aku bukan cowok yang nggak peka.Tapi,aku coba 3 bulan untuk menyakinkan perasaan ku ini bahwa aku bukan hanya sekedar nyaman sesaat sama kamu.Aku mencoba selama itu dan ya,aku bener bener cinta sama kamu Diana.I really love you and forever love you.Aku tau aku bukanlah laki laki yang kamu harapkan di mimpimu,tapi aku ingin mencoba dan mencoba untuk menjadi sama dengan laki laki yang kamu impikan itu.Diana,Will you Girlfriend me?"

"Kalau kamu menerimanya,ambil bunga serta balon merah ini dan jika kamu menolak kamu boleh ambil balon bewarna hitam"

"A-aku bingung mau jawab apa"lirih Diana karena merasakan kebimbangan di hatinya.Levin mendongak lalu berdiri dan mencium telapak tangan Diana.

"its okay,aku bakalan kasih waktu buat kamu jawab.Aku berharap semoga jawaban kamu sesuai dengan apa yaang aku pikirkan"ujar Levin sedikit kecewa.

"Enggak,aku mau jawab sekarang"Cegah Diana ketika melihat raut wajah Levin yang berubah menjadi murung.Ia sedikit berjinjit lalu membisikan kalimat yang mampu membuat Levin tersenyum cerah.

"I love you too Leviano Bevana"bisik Diana lirih ditelinga Levin.

"Kamu-"Levin tak mampu berucap.Lidahnya terasa kelu untuk berucap sepatah katapun.Hanya memeluk yang bisa ia lakukan saat ini.Di peluknya tubuh Diana erat seperti tak ingin kehilangan.

"I love you,I love you,I love you"gumam Levin seraya mengecup puncak kepala Diana berulang kali.Diana hanya terkekeh geli didalam pelukan Levin dan semakin menenggelamkan kepalanya di dada bidang kekasihnya itu.

"I love you more more and more Leviano Bevana"Balas Diana semakin mengeratkan pelukannya.

****

5 bulan kemudian.

Saat ini,Diana sedang berada disalah satu mall terbesar di kota jakarta.Ia baru saja membeli pakaian untuk orang tuanya dan kakaknya tak lupa pula untuk Levin.Sudah lima bulan berlalu,dan hubungan keduanya semakin erat.

Selesai berbelanja,Diana memutuskan untuk ke parkiran menunggu sang supir.ketika diana hendak pulang dari mall tiba tiba saja hidungnya kembali mengeluarkan darah.ini sudah terjadi dari 3 bulan lalu dan berlanjut hingga sekarang.diana yang mulai curiga langsung saja menyuruh supirnya untuk pergi ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit diana masuk ke ruangan dokter.hal pertama yang dilakukan adalah menyapa sang dokter.

"hai dok,saya diana jonson.saya sudah membuat janji dengan dokter 3 jam yang lalu."ucap diana

"oh nona diana jonson.mari nona silahkan duduk terlebih dahulu.

kalau boleh tau keluhannya apa saja nona jonson?"tanya dokter.

"begini dok,saya sering merasa kelelahan,sering mimisan juga dok,terlebih lagi saya juga sering kehilangan selera makan.kira kira saya sakit apa ya dok?"jelas diana.dokter yang mendengar keluhan dari diana merubah ekspresi wajahnya menjadi cemas.diana yang melihat raut wajah dokter juga ikut cemas.

"sebaiknya nona jonson ikut tes tulang sumsum terlebih dahulu.mari ikut saya"perintah dokter yang diangguki oleh diana.diana pun menuruti sang dokter ketika diminta untuk berbaring dan menghadap ke samping kiri.dokter pun menyuntikkan jarum tipis di punggung diana.diana yang merasakan sakit pada tulang sumsumnya hanya bisa meringis dan menggenggam erat sprei kasur.

selesai mengetes,diana dipersilahkan kembali duduk.

"hasil tes bisa di ambil besok jam 9 pagi ya nona jonson saya ucapkan terima kasih.saya tinggal dulu ya"ucap sang dokter yang hanya diangguki oleh diana.

selesai periksa,Diana langsung keluar dari ruangan dan pergi menuju mobilnya.sesampainya di mobil,ia menyuruh pak supir untuk melajukan mobilnya menuju rumah.

Sesampainya di rumah,diana masuk ke dalam kamarnya dan merebahkan diri di kasur.ketika hendak memejamkan matanya,ponsel diana yang ada di atas nakas berbunyi.Diana pun menghela napas dan mengambil ponselnya.seketika senyum indah di wajah diana terbit tatkala melihat dilayar ponselnya tertera nama levin❤.

levin❤

hai sayang,gimana tadi belanjanya?asik ngga nih?aku kok ngga diajak ajak sih.

Diana

seru dong,tadi aku sama caterine beli baju buat mamanya caterine sama papanya caterine terus juga buat mama dan papa ku buat kak fian juga oh iyha sama buat kamu hehehe.

levin❤

terus kamu ngga beli buat kamu sendiri gitu

Diana

enggak,baju aku udah banyak kok vin,buat apalagi aku beli baju?? mending aku beliin buat mama papa kak fian sama kamu.

levin❤

iya ngga gitu juga sayang,kamu juga peduliin diri kamu sendiri dong.masalah baju kan aku bisa beli sendiri kamu ngga perlu repot repot

Diana

oh jadi ceritanya kamu ngga suka aku beliin baju gitu iya?yaudah aku kasih buat kak fian aja

levin❤

ii kok ngambek sih iya iya aku minta maaf,jangan marah dong yang❤

Diana

BODO!

levin❤

singkat padat dan jelas.ini ngambek beneran nih?yakin?

Read

sedangkan levin hanya bisa menghela nafas.

'sebenarnya apa sih yang di mau sama perempuan???di baikin salah di cuekin salah.salah mulu keknya'

runtuk levin dalam hati.Ia sudah berusaha menghubungi nomor diana namun selalu di tolak.kalau sudah begini tidak ada cara lain selain menunggu hari esok tiba.levin pun membanting ponselnya di atas kasur lalu merebahkan dirinya dan tidur.

Sinar matahari mulai menembus kamar diana.Diana yang merasa tidurnya terusik pun membuka matanya.dilihatnya jam weaker yang ada di atas nakas.matanya langsung membulat tatkala melihat jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi.padahal dirinya ada janji dengan dokter pukul 9 pagi.segeralah diana beranjak dari tempat tidur dan lari ke kamar mandi dan mandi.selesainya mandi diana langsung menggunakan dress selutut bewarna hijau

Ia menggunakan sedikit polesan make up di wajahnya.selesai bersiap siap,ia mengambil sling bag yang didalamnya sudah berisi ponsel dan beberapa barang penting.Ketika hendak menyentuh knop pintu,hidung diana kembali mengeluarkan darah lagi.diana pun segera berlari menuju wastafel dan mengambil tisu.diusapnya tisu tersebut di lubang hidung diana.Setelah memastikan darahnya hilang dia membasuh mukanya dengan air agar tidak terlihat pucat.selesai dengan semua kegiatannya,dia keluar dari kamar dan berjalan menuju meja makan.disana sudah ada aldrick dan calista orang tua diana serta fian kakak laki laki diana.tanpa pikir panjang,diana langsung menarik kursi yang ada di sebelah Fian dan langsung mendudukinya.sedangkan calista langsung mengambil 2 lembar roti lalu diolesnya selai kacang di roti tersebut.selesai mengoles selai kacang,calista langsung memberikan roti tersebut kepada diana.setelah itu calista berdiri dan mengambil susu yang ada di kulkas lalu membawanya ke meja makan.diberikannya susu tersebut kepada diana.Diana yang mendapat susu dari mamanya langsung tersenyum lalu meminumnya.Fian yang tak sengaja melirik ke arah diana langsung mengeriyit bingung karena penampilan diana yang sudah rapi dengan balutan dress.

"mau kemana lo dek pagi pagi gini udah rapi??"tanya Fian sambil menyuapkan roti ke mulutnya.sedangkan diana yang merasa di tanyai langsung menoleh ke arah Fian.

"mau jalan jalan sama Caterine,kenapa emangnya??mauu ikut??eh jangan deh yang ada jadi nyamuk ntar"canda diana.Fian yang merasa disindir langsung blushing.

"apaan sih,ngga selera gue sama bocah ingusan kek kalian,diluar masih banyak yang cantik,pinter dan sexy"canda Fian yang langsung mendapat timpukan dari papanya.

"aduh pa!!!sakit nihh"gerutu Fian.sedangkan Diana hanya cengengesan.selesai sarapan diana langsung berpamitan kepada aldrick dan calista untuk pergi.

TBC.TYPO BERTEBARAN YA!INI CERITA PERTAMA AKU.TOLONG TINGGALIN JEJAK YA.I ALWAYS LOVE YOU READERS❤

avataravatar
Next chapter