webnovel

SEPERTI SEEKOR KERBAU

Ethan membuka pintu kamar, lalu langsung berjalan menuju ke walk in closet. Di sana dia segera memilih setelan jas beserta perlengkapannya, untuk dikenakan hari ini ke kantor.

Setelah memilih beberapa saat, akhirnya sebuah jas berwarna biru dongker dengan celana panjang bahan. Juga kemeja berwarna biru langit, yang dipadupadankan dengan dasi bermotif garis berwarna biru muda bercampur hitam, menjadi pilihan Ethan pagi hari ini.

Tidak lupa juga sebuah sepatu pantofel berwarna hitam mengkilat dengan merek ternama, yang merupakan sepatu favoritnya menjadi pilihan penutup, untuk menyempurnakan penampilan Ethan kali ini.

Selesai mengenakan pakaian yang diakhiri dengan menggunakan sepatu, mulut Ethan terus menggerutu kesal mengingat perjanjiannya dengan Oma Mariam tadi di meja makan.

"Astaga, sungguh menyebalkan sekali Oma Mariam itu, dia bisa menghancurkan seluruh rencanaku kalau begini. Seenaknya sana dia memaksa aku berbulan madu dengan, Sakura? Seharusnya saat ini aku 'kan dalam proses menjalankan rencana, untuk menghancurkan kehidupan perempuan itu. Sebagai salah satu cara untuk balas dendam karena kelakuan kembarannya Renata, yang sudah menghancurkan hatiku. Sekarang aku malah memperlakukannya seperti seorang putri raja saja, yang paling parah lagi Oma Mariam tampak sangat menyayangi Sakura lagi. Pusing kepalaku jadinya, apa yang akan terjadi jika kami sudah memulai bulan madu nanti? Apalagi selama 3 hari lagi, bisa-bisa malah aku punya anak dengan Sakura nanti. Satu malam saja aku sudah khilaf menghadapi Sakura, aku malah menjadi seperti seekor kerbau dicocok hidungnya saja. Astaga! ini sih seperti senjata makan tuan, huh, sungguh menyebalkan!"

Selesai mengenakan pakaian dan seluruh atribut lainnya Ethan pun berdiri di depan cermin besar, yang berada di dalam ruangan walk in closet tersebut. Sambil merapikan dasi yang di rasanya sedikit miring, kemudian kembali menyisir poni rambutnya dengan menggunakan jari jemari tangan kanannya. Lalu dia pun tersenyum penuh percaya diri, sungguh Ethan Sanders memang merupakan lelaki yang sangat tampan sekali.

"Ethan, apakah kau ingin membawa bekal ke kantor?" tanya Sakura yang tiba-tiba saja sudah berdiri di belakangnya.

"Astaga, Sakura! Kau mengejutkan aku saja! Jika aku pergi ke kantor tidak perlu membawa bekal Sakura, memangnya aku anak TK apa?" sahut Ethan dengan nada suara yang terdengar kesal.

"Maafkan aku Ethan, sebenarnya aku tadi sudah membeli salam, tetapi kau tidak menjawab, sepertinya karena sedang sibuk berpakaian. Ya sudah, jika kau memang tidak ingin membawa bekal ke kantor, karena jika kau mau aku pun bersedia kok, untuk menyiapkannya. Padahal banyak loh, lelaki yang pergi ke kantor dengan membawa bekal dari rumah, bahkan bukankah itu jadi lebih baik, sebab makanan yang dibawa dijamin lebih bersih proses pembuatannya, dari pada membeli di luar," jawab Sakura sambil tersenyum tipis kemudian dia pun keluar menuju kamar.

"Sungguh aneh sekali perempuan itu, masa aku ke kantor harus membawa bekal. Apakah dia tidak tahu, kalau kantorku memiliki restoran khusus yang melayaniku hanya untuk sekedar makan siang saja? Dia pikir aku hanya karyawan dengan gaji UMR saja apa, sehingga harus membawa bekal? Dasar perempuan aneh!" ujar Ethan bermonolog.

Kemudian dia pun keluar dari dalam walk in closet kembali ke kamarnya mengikuti Sakura. Tiba di sana dia melihat Sakura sedang berdandan, kemudian mengenakan jilbab berwarna merah muda.

Saat ini Sakura terlihat sangat cantik dan manis sekali, apalagi pada saat dia mengenakan jilbab wajahnya jadi lebih terlihat imut dan menggemaskan.

"Kenapa kau berdandan seperti itu, Sakura? Apakah kau ingin pergi keluar juga?" tanya Ethan ingin tahu.

"Oh ya aku ingin minta izin kepadamu Ethan, hari ini aku ingin ke panti asuhan. Karena mau mengambil Alquran milikku yang berada di kamar, sebab di rumahmu ini tidak ada Alquran satu pun. Tadi pagi saja aku mengaji dengan menggunakan Alquran seluler di handphone, boleh 'kan?" tanya Sakura sambil tersenyum manja.

"Boleh saja sih, tetapi nanti sebelum aku pulang kalau sudah ada di rumah, ya?" jawab Ethan.

"Memangnya nanti kau pulang dari kantor jam berapa, Ethan? Kalau aku pulang dari panti asuhan paling sore."

"Aku paling pulang dari kantor malam, lagi pula ngapain sih, pakai mengambil alquran di panti asuhan segala. Tadi katamu 'kan bisa pakai Alquran seluler yang ada di handphone saja?" tanya Ethan sambil mengambil tas kerjanya, yang berada di ruang sebelah yang terhubung dengan kamar tidur.

"Rasanya tidak enak saja membaca Alquran dengan menggunakan handphone, terasa jadi lebih afdol jika memeluk fisiknya langsung, jadi terasa lebih nyaman dan menyenangkan," jawab Sakura menjelaskan perasaannya.

"Nanti kau berangkat diantar oleh Leo saja, dan suruh dia menunggumu hingga pulang," perintah Ethan.

"Baiklah ...," jawab Sakura singkat sambil tersenyum.

"Oh ya, ke mana Oma Mariam? Apakah dia masih di ruang makan atau sudah pulang?"

"Baru saja Om Mariam pulang, dan dia titip salam untukmu. Katanya Oma Mariam, dia ingin menghubungi asistennya untuk mempersiapkan villa untuk kita berbulan madu," jawab Sakura dengan wajah yang tampak malu karena membicarakan masalah bulan madu.

"Ya sudah kalau begitu, aku berangkat dulu, ya!" pamit Ethan sambil bergegas berjalan keluar pintu kamar.

"Ethan! Tunggu sebentar!" teriak Sakura memanggil, ternyata tindakannya itu efektif untuk menghentikan langkah kaki Ethan.

"Ada apa lagi, Sakura?"

"Aku mau cium tangan dulu, kau 'kan suami aku, jika suami ingin berangkat kerja, seorang Istri harus mencium tangan agar mendapat ridhonya," jawab Sakura seraya memegang tangan kanan Ethan lalu menciumnya perlahan.

Melihat sikap Sakura tersebut Ethan hanya diam saja memperhatikan, entah mengapa saat ini jantung Ethan jadi berdegup lebih cepat, dan terbersit sebuah rasa bahagia. Sungguh sebuah perasaan tidak dapat dimengerti oleh dirinya sendiri.

Setelah itu tanpa berkata sepatah kata pun lagi, Ethan langsung melanjutkan langkah kakinya keluar dari dalam kamar dan langsung menuju ke garasi mobil.

***

Mobil yang dikendarai oleh Wisnu supir pribadi Ethan meluncur mulus di jalan raya, yang saat ini tampak lengang tidak macet seperti biasanya. Ethan langsung mengeluarkan ponsel dari dalam jas biru dongker yang dikenakannya, kemudian langsung menghubungi Leon.

Kriiing! Kriiing! Kriiing!

"Halo, selamat siang, Bos! Siap laksanakan perintah!"

"Halo, selamat siang juga Leon, aku ingin hari ini kau menemani Sakura untuk pergi ke panti asuhan, kau tunggu sampai segala urusan dia selesai di sana," ujar Ethan memberikan perintahnya.

"Baik Bos, saya mengerti!" jawab Leon dengan Sigap.

"Oh ya, bagaimana dengan kabar Bimo, yang kemarin mengantarkan Renata ke apartemennya. Kenapa dia belum membelikan kabar juga hingga sekarang?" tanya Ethan dengan kening berkerut.

"Tenang saja Bos, tadi pagi Bimo sudah melapor kepada saya, katanya segala sesuatunya sudah sesuai dengan yang diperintahkan. Tadinya dia mau melaporkan langsung kepada Bos, tetapi karena seharian belum sempat bertemu Bos makanya belum jadi melaporkan," tutur Leon menjelaskan.

"Baguslah kalau begitu, tolong pantau terus tindak tanduk Renata, apalagi dengan pergerakan bisnis miliknya. Suruh beberapa orang anak buahmu melakukannya sebaik mungkin, karena aku ingin secepatnya mendapatkan celah untuk menghancurkan bisnis cafe miliknya."

"Siap, Bos!"

Next chapter