6 Batangan Emas (2)

Sebenarnya itu hanyalah pintu sempit di samping koridor sebuah teras. Di balik pintu itu terdapat sebuah jalan sempit, terjepit di antara dinding api*. Jalanan itu sempit dan letaknya cukup aneh yang dapat dengan mudahnya diabaikan jika kau tidak terlalu memperhatikan.

*Dua dinding yang lebih tinggi dari atap kamar biasa, kegunaannya adalah mencegah api menyebar kemana-mana

Segera setelah Xuan Min selesai berbicara, dentingan tumpul dapat terdengar dari balik pintu itu seolah-olah ada seseorang yang telah menginjak sebongkah batu yang lepas, menyebabkannya sedikit berayun.

Raut wajah Penasihat Liu nampak sedikit berubah. Dia tersenyum singkat dan berkata, "Itu hanya kamar tambahan yang ada di kediamanku. Itu tidak ada apa-apa, tidak ada apa-apa. Tuan, kenapa Anda tidak datang—Hiss, kenapa kau keluar?" Dia ingin mengarahkan pandangan Xuan Min kembali ke kediaman utama namun tepat di saat dia ingin menyelesaikan kalimatnya, sesosok telah muncul dari balik pintu sempit itu.

Sosok itu ternyata hanyalah seorang pemuda dengan jubah abu-abu tebal. Nampaknya dia sedang di awal usia 20-an dan mungkin dari generasi yang sama dengan Xuan Min. Namun, tingkah laku dan ekspresinya luar biasa aneh. Dia menempel ke sisi dinding dengan dua tangan dan terlihat sedikit malu-malu, seperti anak kecil yang sedang bersembunyi di balik pintu untuk mengintip pengunjung.

Setelah dimarahi oleh Penasihat Liu, dia terlihat bingung dan tanpa sadar bergerak mundur dari pintu. Namun, dia tidak mundur sepenuhnya dan masih memperlihatkan sebagian wajahnya.

Di sekelilingnya tidak ada lentera sehingga raut wajah pemuda itu nampak sangat kabur.

Xue Xian tida bisa melihat penampilannya dengan jelas tetapi nalurinya mengatakan bahwa hubungan antara pemuda itu dengan Penasihat Liu tidaklah sederhana. Dia diam-diam berbisik kepada Jiang Shining, "Siapa dia? Kau kenal?"

Jiang Shing berkata dengan lesu tanpa menatapnya, "Aku belum pernah datang ke kediaman Penasihat. Bagaimana aku bisa kenal?"

Xuan Min mengerutkan keningnya ke arah Penasihat Liu, yang nampak jelas tidak nyaman, dan langsung berjalan menuju pintu sempit itu.

"Aiyah, aiyah, Tuan—" Penasihat Liu mungkin belum pernah melihat seorang Biksu yang tidak menganggap dirinya seperti orang luar dan memanggilnya, mengikuti dari belakang.

"Dia bukan gangguan, sungguh. Dia hanya putra sulungku yang mengecewakan, Liu Chong. Dia keluarga, tidak perlu curiga."

Dia sepertinya khawatir bahwa putra sulungnya yang nampak memiliki beberapa masalah akan mempermalukannya. Melihat usaha-nya untuk menghentikan Xuan Min sia-sia, dia melambaikan tangannya ke arah Liu Chong, yang masih berada di balik pintu, seolah-olah membujuk, namun juga seolah-olah mengusirnya.

"Chong-er, jadi anak baik ya. Masuklah dan kembali ke kamarmu. Ayah beserta Tuan ini sedang membicarakan urusan yang serius."

*er: akhiran yang biasanya digunakan di sebuah nama, biasanya untuk memanggil anak atau orang yang lebih muda

Mendengarnya berbicara seperti itu, dia kembali mengalihkan pandangannya ke arah Xuan Min.

Nada suara Xuan Min dingin. "Di depan Aula milikmu ada seseorang yang memasang "Susunan Gelombang Air". Susunan ini membutuhkan arah Timur dan Barat untuk menghalangi angin, arah Utara dan Selatan untuk mengumpulkan qi, menyeimbangkan yin dan yang. Tetapi, arah Barat yang ada di sini merupakan pusat angin."

Bukan hanya itu, sudut Barat Daya nampak suram, sempit, dan memiliki aliran energi yin yang tersembunyi. Jelas bukanlah susunan yang seimbang.

Mendengar kata-katanya, Xue Xian melihat ke jalan yang gelap, di sebelah pintu sempit itu, berpikir, Entah orang yang di undang oleh Penasihat Liu tidak terampil atau...jalan sempit ini di perpanjang atas permintaan Penasihat Liu.

Benar saja, Penasihat Liu nampak tidak nyaman segera setelah Xuan Min selesai berbicara. Dia membuka mulutnya dengan canggung dan berkata, "Se jujurnya, jalan sempit ini belakangan baru diubah."

Saat dia berbicara, Xuan Min sudah melewati ambang pintu dan berdiri di belakang pintu yang sempit itu.

Ketika Liu Chong, putra sulung Liu Xu, melihat ada pengunjung telah masuk, pertama-tama dia mundur beberapa langkah ke dinding dan sedikit tersenyum malu ke arah Xuan Min.

Xue Xian memperhatikan bahwa sepasang kakinya tidak terlalu lincah. Mungkin tidak nampak seperti sedang sakit tapi terlihat sangat canggung. Penampilan Liu Chong tidak terlalu buruk dan Xue Xian bisa memastikan bahwa dia lebih mirip dengan ibunya daripada ayahnya. Dengan matanya yang lebar dan pucat, dia akan terlihat lebih menawan dan menyenangkan jika sedang tersenyum. Namun, karena tatapannya yang sangat kekanak-kanakan, senyumannya terkesan bodoh.

Jelas, Liu Chong ini memang orang bodoh.

Sebelumnya, tidak peduli bagaimana Penasihat Liu menyapanya, baik itu pendekatan yang kasar atau lembut, Xuan Min tampak seolah ingin mengabaikannya. Sekarang, di hadapan anak yang cekikikan dengan beberapa masalah, dia sepertinya tiba-tiba mengetahui sesuatu yang sering disebut dengan "etiket"—dia mengangguk ke arah Liu Chong. Meskipun tanpa ekspresi seperti biasanya, kurang lebih itu masih bisa disebut dengan tanggapan.

Tiba-tiba wajah Penasihat Liu langsung nampak sedikit berwarna hijau. Jelas, di mata Xuan Min, dia sebagai Penasihat Daerah masih kalah dengan orang bodoh.

Ada lebih dari sekedar jalan sempit di belakang pintu.

Xue Xian tergantung di bukaan kantong dan melihat sekelilingnya. Jalan sempit itu bukan hanya jalan buntu, nampak sebuah ruangan kecil yang tidak terlalu mencolok ada di sana. Di pandangan pertama ruangan itu nampak sangat sederhana, besar kemungkinan ruangan itu digunakan untuk penyimpanan. Tetapi, Xue Xian melihat Si Bodoh Liu Chong dengan malu-malu mundur ke ruangan tersebut.

Bagi seseorang yang tidak terlalu peduli dengan hal-hal duniawi, di saat mereka bertemu dengan seseorang, mereka otomatis akan lari ke tempat yang mereka rasa paling aman, entah ke sisi orang tuanya atau kamarnya sendiri. Kesimpulan ini di dapatkan oleh Xue Xian ketika dia berbaur dengan manusia selama setengah tahun terakhir ini.

Tidak diragukan lagi Liu Chong termasuk di golongan terakhir.

Xue Xian langsung berpikir bahwa Penasihat Liu merupakan orang yang aneh—ayah mana yang mengizinkan putranya sendiri untuk tinggal di tempat gelap seperti ini? Apa dia berniat untuk membesarkan putranya menjadi seekor tikus tanah?

Selain itu, untuk beberapa alasan, ruangan ini dipenuhi dengan energi yin. Jika bukan karena dia melihatnya dengan matanya sendiri bahwa ruangan ini merupakan tempat tinggal manusia, Xue Xian akan mencurigainya sebagai puncak pekuburan.

Sampai sekarang, Penasihat Liu sibuk bersembunyi di sana-sini dan mungkin merasa takut Xuan Min melihat ruangan ini. Namun, Xuan Min masih melihatnya. Itu sebabnya sekarang dia hanya bisa memasang muka tua tebalnya itu sambil menjelaskan, "Putraku punya temperamen yang cukup aneh dan dia tidak terlalu menyukai keramaian. Dia selalu bilang ingin tinggal di tempat yang damai."

Xue Xian, "..." Omong kosong! Kenapa kau tidak sekalian mengirimnya ke kuburan liar di luar kota? Tempat itu yang paling damai di sana. Bahkan energi yin di sana tidak bisa dibandingkan dengan yang ada di sini.

Mendengar hal yang tidak masuk akal seperti ini ke luar dari mulutnya, Penasihat Liu sendiri merasa seolah-olah itu merupakan hal yang terlalu berlebihan hingga dia terbatuk dan mencoba mengubah topik pembicaraan. "Tuan, lintasan berangin yang barusan Anda maksud, apakah jalan sempit ini?"

Xuan Min menjawab, "Dan ruangan ini."

"Jika aku meminta seseorang untuk menyegel jendela tinggi di sisi selatan ruangan ini, apakah lintasan berangin dari Barat akan hilang?" tanya Penasihat Liu

"Menyegelnya?" Xuan Min mengulangi dengan dingin sambil menunjuk ke arah Liu Chong, mengerutkan kening, "Dia tidak perlu bernapas?"

Penasihat Liu, "Ini...belum sempat dipertimbangkan, belum dipertimbangkan."

Hanya dengan dua kalimat, kesan Xue Xian terhadap Penasihat Liu ini memburuk. Putra sulungnya hanya mengalami gangguan mental, namun Sang Ayah sama sekali tidak peduli dia hidup atau mati.

Lebih konyolnya lagi setelah Penasihat Liu dihentikan oleh Xuan Min, dia nampak pasrah. Sepertinya Penasihat Liu tidak pernah berpikir bahwa dia setidaknya bisa memindahkan Liu Chong keluar dari ruangan ini dan kemudian menyegel lintasan beranginnya.

Segera langit mulai cerah, bayangan dari bagian lain kediaman ini tampak semakin jelas seolah-olah telah melewati air. Bagaimanapun, hanya di ruangan ini, ambang pintunya masih nampak kabur dan suram.

Seperti Xue Xian, Xuan Min juga memperhatikan bahwa jumlah energi yin yang ada di sini jauh dari kata normal.

Sebuah kediaman yang bagus, meskipun terletak di sudut barat daya yang normalnya mengumpulkan banyak energi yin, seharusnya tidak suram seperti sekarang ini. Sungguh aneh.

Xuan Min mengabaikan Penasihat Liu dan berjalan menuju ruangan kecil itu.

Liu Chong menggaruk kepalanya dengan konyol seolah dia tidak paham kenapa pengunjung ini harus memasuki kamarnya. Dia berdiri kosong lalu tiba-tiba tampak tertarik, seperti dia mendapatkan teman bermain. Menyangga dirinya sendiri di sepanjang dinding, dia dengan canggungnya mengikuti beberapa langkah dan mengejar Xuan Min.

Seorang pemuda di awal usia 20-an masih juga belum bisa berdiri stabil dengan kedua kakinya. Saat berjalan dia bahkan sempat tersandung. Meskipun dia ingin berdiri berdampingan dengan Xuan Min, dia tidak bisa diam, tiba-tiba beberapa langkahnya di depan atau beberapa langkahnya di belakang. Namun tatapannya sangat fokus. Dari awal sampai akhir, dia menatap area pinggang Xuan Min seolah-olah dia telah melihat sesuatu yang berharga dan aneh, matanya tidak berkedip.

Si Bodoh ini tidak melihat ke manapun melainkan bukaan kantong.

Xue Xian, yang terbaring di dalam, merasa sangat tidak nyaman ditatap seperti itu dan merasa ingin meledak. Sialnya, dia tidak sempat untuk bersembunyi tepat waktu sehingga tidak bisa bersembunyi tidak peduli se betapa inginnya. Dia tidak bisa bergerak di saat Si Bodoh ini menatapnya, bukan? Hal sepele kalau saja dia ketakutan akan tetapi dia merasa sangat bersemangat sehingga dia tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri dan melakukan sesuatu yang tidak dapat dihentikan, situasi memburuk.

Ruangannya tidak terlalu jauh. Perawakan Xuan Min tinggi dan kakinya panjang sehingga dia tiba di depan ruangan dengan cepat.

Dari sudut pandang Xue Xian, dia bisa melihat sedikit dari pintu yang agak terbuka dan terkejut karena di samping pintu ada tumpukan benda kuning yang sekilas terlihat seperti batangan emas. Namun jika seseorang melihatnya lebih lama, mereka akan menyadari bahwa itu bukanlah batangan emas asli, melainkan lembaran kertas yang dilipat.

Seperti sesuatu yang terbuat dari kertas kuning, batangan yang kau lipat dan bakar untuk orang mati!

Xue Xian masih terkejut ketika Liu Chong, yang mengikuti di belakang Xuan Min selama ini, berkata, "Mm...Bisakah aku bermain dengan ini?"

Saat dia berbicara, dia menunjuk bagian pinggang Xuan Min.

Xuan Min menatap pinggangnya tetapi masih belum tahu apa yang dimaksud oleh Liu Chong.

"Kertas kuning." Liu Chong menunjuk lagi

Kali ini, Xuan Min dengan jelas melihat bahwa yang dia maksud adalah manusia kertas yang mencuat dari lubang kantongnya.

Xue Xian: "....................." Apa-apaan ini? Orang bodoh ini berani sekali? Berani-beraninya dia bermain dengan nada sungguhan?! Sudah bosan hidup?"

Si Bodoh ini tahu apa? Kertas seperti ini bisa dengan mudah terkoyak menjadi dua di tangannya, bahkan mungkin delapan?

Xue Xian membayangkan semua hal ini untuk beberapa saat dan tiba-tiba merasa sakit yang tidak dapat diungkapkan datang dari bagian tertentu yang tidak dapat diungkapkan*. Tanpa peduli lagi, dia menarik kembali satu tangannya ke dalam kantong dan mencubit Si Botak melalui kain linen putihnya, sambil berpikir, "Tak peduli dimanapun kau berada, entah itu di langit atau di bawah tanah, jika kau berani menyerahkanku, aku tak akan pernah melepaskanmu!"

*Bagian tubuh yang dimaksud adalah yang berada di antara kedua kaki (TvT)

Xuan Min, "...." Bagaimana bisa bibit keji ini begitu nakal?

avataravatar
Next chapter