webnovel

Mual

Di mata orang banyak :

Kakak : Qing Yu (di juluki sebagai pria berhati Malaikat oleh orang banyak).

Adik : Qing An (di juluki sebagai Black Angel oleh orang banyak).

Kenyataan yang sebenarnya :

Kakak : Qing Yu (Black Angel).

Adik : Qing An (Pria berhati malaikat).

_______________________

Qing Yu berjalan tertatih-tatih saat menuju ke hutan tempat dimana sang adik Qing An menunggunya.

Melihat kedatangan Qing Yu, Qing An langsung menghembuskan napas lega. Tapi belum sampai beberapa detik merasa bahagia, Qing An langsung ambruk saat melihat kondisi sang kakak yang berantakan.

"Ap–apa yang terjadi!?"

"Pergi.. ayo pergi dari sini." Ucap Qing Yu serak.

Keenam orang itupun berlari ke hutan terdalam, dan menulusuri anak sungai. Alasan keenamnya tidak melewati jalan dan menggunakan mobil karena, tempat mereka berada saat ini di penuhi dengan kamera SCTV, salah satu area yang paling aman hanyalah hutan yang mereka lalui saat ini.

Afnan, "Sebaiknya kita beristirahat dulu di sini malam ini, dan melanjutkan kembali saat subuh."

Eky, "Tapi kita pasti akan tertangkap jika kita beristirahat beberapa detik saja."

Valen memeluk Eky yang terlihat sangat panik, "Jangan khawatir kita tidak akan tertangkap."

Keenamnya pun memutuskan untuk beristirahat.

Afnan dan Valen mencari ranting-ranting pohon di sekitar untuk membuat api unggun agar mereka tidak mati membeku, apa lagi saat ini mulai memasuki musim dingin.

Cuaca di malam hari terasa lebih dingin di bandingkan saat mata hari terbit

Qing Yu melepas syal merah bergaris biru yang di berikan ibu Alois padanya saat ia masuk ke dalam rumah berpura-pura sebagai sang adik Qing An.

"Qing, pakai ini agar kamu tidak terlalu kedinginan."

(Info : Nama panggilan Qing An adalah Qing).

"Bagaimana denganmu?"

"Aku tidak sepertimu."

"Baiklah." Qing An pun mengambil syal yang di berikan sang kakak padanya.

Saat api mulai di nyalakan dan menerangi wajah ke enam orang tersebut, Qing An melirik sang kakak Qing Yu dengan air mata yang tertahan, dirinya merasa ingin berteriak dan menangis sekencang-kencangnya karena melihat kondisi sang kakak yang di penuhi dengan tanda cinta pada lehernya.

Rasa bersalah pun mulai membanjiri dirinya.

Andai saja dia tidak menerima tawaran sang kakak mengenai bertukar posisi, andai saja dia lebih kuat, andai saja dia tidak bodoh dan mencoba berusaha kabur dari kediaman Albrech saat-saat di mana Alois telah melonggarkan pengawasannya padanya, mungkin sang kakak Qing Yu tidak akan di tiduri untuk yang kedua kalinya.

Jika di ingat kembali tentang kejadian mengerikan kemarin malam dan pagi hari yang di lakukan Qing Yu saat berada di kediaman Albrech.

Qing Yu yang telah di tangkap dan di bawa ke kediaman Albrech untuk di adili selama kurang lebih sebulan, tiba-tiba saja berubah menjadi seorang pembunuh berdarah dingin.

Wajahnya yang cantik dan memiliki suara yang lembut dan polos dapat dengan mudah mengelabuhi para penjaga dengan sangat mudah.

Apa lagi di mata para penjaga, Qing Yu merupakan santapan terlezat yang pernah mereka miliki.

Setelah membunuh hampir kurang lebih sebelas penjaga dengan kejam dan brutal, Qing Yu langsung berjalan keluar menelusuri lorong-lorong penjara, dan pada saat itulah Qing Yu bertemu dengan empat sahabat sang adik Qing An yang juga tertangkap.

"Qing An?!" Teriak Eky kaget campur bahagia.

Afnan, "Itu bukan Qing An, tapi Qing Yu."

"Eh..." Melihat cipratan merah di wajah Qing Yu, bulu mata lentik yang memberi kesan kelembutan yang ayu, dan baju putih yang telah di penuhi darah, beserta pisau lipat mengkilap di tangannya, barulah Eky sadari siapa pria yang berada di depannya saat ini.

Eky, "Maaf kalian berdua terlalu identik."

Qing Yu menatap ke empat sahabat sang adik dalam diam, dan kemudian berjalan kembali ke dalam lorong di mana dia di kurung tadi.

Ke empat sahabat Qing An, "....."

Qing Yu kembali lagi dengan membawa kunci ke penjara yang di tempati sahabat sang adik Qing An, dan membuka rantai besi yang di gembok.

Qing Yu, "Keluar."

Kelimanya berjalan keluar dengan cepat.

Yura, "Tunggu... Aku hampir saja lupa."

Yura mengotak Atik jam tangannya dan muncul layar kecil di atas jam tangan.

"Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi saat ini pada Qing An, tapi aku menangkap sinyal telekomunikasi Qing An di gedung utama kediaman Albrech."

Eky, "Kalau begitu kita harus menolongnya."

Valen, " Kita tidak boleh terlalu gegabah. Tempat ini di jaga dengan sangat ketat."

Afnan, "Bagaimana kalau kita ke tempat pemantauan SCTV di gedung ini untuk melihat situasi, apa lagi saat ini kita harus menghapus bukti pelarian kita."

Yura, "Itu ide yang bagus. Ayo kita ke sana."

Eky, "Hati-hati jangan sampai kita ketahuan."

Qing Yu berjalan lebih dulu dengan wajah tenang, "Tidak perlu terlalu berhati-hati.. aku sudah membunuh semua orang-orang di gedung ini."

Ke empat sahabat Qing An, "...!!!"

Setelah sekian lama berputar-putar di dalam gedung, pada akhirnya ke lima orang tersebut berhasil menemukan ruangan pengawasan SCTV.

Yura duduk di kursi pengawas dan mulai mengotak atik, kemudian melakukan manipulasi camera di mana tidak ada seorang pun yang akan menyadari bahwa kegiatan kejam yang mereka lakukan tidak pernah terjadi.

Dan kemudian Yura kembali membobol dan memantau SCTV gedung utama kediaman Albrech.

Di dalam rekaman terlihat Alois yang sedang menarik Qing An ikut bersamanya ke dapur.

Di lihat dari tingkah keduanya dan orang-orang di sekitar, mereka seakan terbiasa dan juga menghargai Qing An. Jika Qing An juga ikut tertangkap seperti mereka, maka bisa di katakan pengawasan Alois terhadap Qing An cukup longgar.

Eky, "Kenapa aku merasa Alois dan Qing An memiliki suatu hubungan yang spesial?"

Qing Yu menatap SCTV dan kemudian berkata, "Itu lebih baik. Aku bisa dengan mudah masuk ke dalam sebagai adikku."

Yura, " Itu benar. Tapi kita harus keluar secepatnya dari sini."

Qing Yu, "Kalian lebih dulu. Aku akan menyusul bersama Qing An."

All, "Ok."

Yura, "Ganti dulu pakaianmu."

Qing Yu, "Umm."

Saat Alois berjalan cepat keluar dari gedung utama karena ada laporan dari bawahannya, Qing Yu telah lebih dulu masuk ke dalam gedung utama dengan sangat mudah dan lancar, tanpa ada seorang pun yang menahannya.

Setelah menunggu beberapa saat kepergian Alois, barulah Qing Yu bergerak.

Qing Yu berjalan masuk dengan cepat, dan pada saat ingin menaiki anak tangga, nama adiknya tiba-tiba di panggil.

"Qing." Panggil ibu Alois.

Qing Yu menghentikan langkahnya, kemudian berbalik ke arah Katrina dan tersenyum ramah.

Katrina, "Kemari."

Qing Yu melangkahkan kakinya menuju Katrina.

Katrina tersenyum pada orang yang di anggapnya adalah Qing An sambil memukul tempat duduk untuk memberi isyarat pada Qing Yu agar duduk di sampingnya.

Qing Yu duduk di tempat yang di inginkan Katrina.

"Tante baru saja menyelesaikan menyulam Syal. Bagaimana menurutmu."

Qing Yu melihat syal yang di berikan ibu Alois padanya, kemudian Qing Yu mengambil syal tersebut dengan wajah kagum tanpa di buat-buat.

"Ini benar Tante yang menyulamnya?"

"Umm... Apa kamu menyukainya?"

"Ia, Syal ini sangat bagus."

Katrina tersenyum dan melingkari Syal buatanya di leher Qing Yu.

"Terlihat sangat cantik padamu.'' Puji Katrina.

Syal yang di sulam Katrina berwarna merah dengan dua garis biru, terlihat sangat serasi dan cocok pada penampilan Qing  Yu yang cantik dan lembut.

Katrina, "Ini pertama kali Alois membawa seseorang ke rumah..." Katrina menghembuskan napas pelan, dan mengelus kepala Qing Yu, "Apapun hubunganmu dengannya, Tante akan menyetujuinya."

Qing, "....."

"Kembalilah dan istirahat. Di luar sangat dingin. Jangan berkeliaran di luar dengan baju yang sangat tipis, Tante khawatir nanti kamu akan terkena pilek."

"Tante juga harus istirahat." Ujar Qing Yu dengan senyum ramah.

Setelah itu Qing Yu menaiki tangga lantai satu menuju lantai empat.

Sangat melelahkan.

Qing Yu menatap pintu Lift dengan wajah super suram saat dirinya telah mencapai lantai empat.

Tidak ingin membuang-buang waktu lebih lama hanya untuk penyesalan sesaat karena tidak menemukan lift lebih dulu dan dengan jiwa semangat pantang menyerah dia menaiki tangga sampah pada lantai empat.

Sudah cukup. Qing Yu berjalan menuju kamar yang dia lihat pada pantauan kamera SCTV dan membukanya.

Terkunci, itu yang ada dalam pikiran  Qing Yu saat ini.

Qing Yu melihat sekitar dan menemukan meja kecil yang tidak jauh dari pintu kamar.

Menurut persepsi Qing Yu, orang kaya memiliki kebiasaan menaruh kunci serep di dalam laci meja karena untuk memudahkan mereka.

Qing Yu membuka laci dan benar saja, terdapat beberapa kunci yang tergeletak di dalam laci meja.

Qing Yu mengambil kunci dan membuka pintu. Butuh hampir sekitar satu menit untuk membuka pintu kamar.

Qing Yu masuk ke dalam kamar dan melihat sang adik Qing An sedang duduk menatap ke luar jendela.

"Qing." Panggil Qing Yu.

(Info: Nama panggilan Qing An adalah Qing.)

Mendengar suara yang tidak lagi asing di telinganya, Qing An menatap ke arah pintu dengan wajah terkejut.

"Kaka Yu."

"Ayo kita harus pergi dari sini secepatnya."

Qing Yu menarik tangan adiknya Qing An. Tapi langsung di tepis dengan cepat oleh sang adik.

Qing An, "Kenapa kakak bisa ada di sini?"

"Nanti Kakak akan jelaskan padamu. Tapi kita harus pergi secepatnya dari sini."

Qing An hanya diam di tempat.

"Qing..." Qing Yu menatap adiknya, "Jangan katakan padaku bahwa kamu memiliki perasaan pada Alois."

Qing Yu menahan kedua tangan adiknya, "Dia bukan pria yang baik Qing." Air mata jatuh di kedua bola mata Qing Yu, "Pria itu sangat kejam pada kakak..."

"Tapi tidak untukku." Potong Qing An cepat.

"Bodoh... Alois, pria kejam itu telah membunuh Ayah dan ibu kita!!"

Qing An kembali menghempaskan tangan kakaknya, "Dia tidak membunuh Ayah dan ibu kita. Kamulah yang telah membunuh Ayah dan ibu!!! Kamu yang telah terlebih dahulu mencari masalah pada keluarga Albrec. Dan apa sekarang..."

Wajah Qing Yu yang sedih kembali datar sedatar tembok.

"Kakak tahu sejak kecil kamu sudah menyukai pria, dan kakak menerimanya tanpa memberitahu orientasi seksualmu pada Ayah dan ibu. Kakak juga dapat terima pria manapun yang kamu sukai."

Qing Yu menatap Qing An marah, "Tapi untuk Alois kakak tidak akan menerimanya. Sampai mati Kakak tidak akan setuju!!!"

Qing An, "Kakak."

"Kamu mau ikut kakak atau tidak!!"

"Kakak." Panggil Qing An lirih.

Melihat adiknya tidak berniat untuk mengikutinya, Qing Yu menarik adiknya dengan kasar dan melemparnya keluar kamar.

"Pergi ke gerbang selatan, di sana kamu akan menemukan Yura dan tiga lainya." Setelah mengatakan itu, Qing Yu langsung menutup pintu kamar dengan kasar.

Di dalam kamar Qing Yu mengambil pisau lipat di dalam saku celananya dan kemudian duduk di tempat tidur dengan diam.

Beberapa saat kemudian senyum sinis terlihat pada wajahnya yang cantik.

Entah apa yang ada di dalam pikiran Qing Yu saat ini. Membiarkan adiknya pergi dan dia duduk dengan tenang di tempat tidur.

.....

Saat api unggun mulai di nyalakan.

Ke enam orang yang tengah berlari dari maut kini sedang melingkari api unggun dengan diam tanpa mengatakan sepatah kata atau sekedar kata penghiburan pada Qing Yu yang saat ini terlihat berantakan dan mengerikan.

Beberapa saat kemudian, Qing An membuka suara, "Kali ini siapa?"

Qing Yu hanya diam menatap api.

"Apa pria itu menggunakan pengaman?" Kata Qing An lagi. Namun respon yang di berikan Qing Yu masih tetap sama. Diam tanpa mengatakan apa-apa.

Saat Qing An ingin berbicara lagi, Yura langsung menahan Qing An dan menggelengkan kepala.

Qing Yu, "Tidak perlu khawatir, kakak baik-baik saja..."

Qing Yu memeluk lututnya dan berkata, "Melakukannya sekali tanpa pengaman belum tentu membuat kakak akan hamil."

Air mata yang di tahan Qing An beberapa saat lalu, kini tumpah membasahi pipinya, "Tapi bagaimana jika itu terjadi (hamil)."

Qing Yu, "Kakak akan menggugurkannya."

Semuanya diam tanpa kata.

Qing Yu terlahir dengan tubuh pria yang memiliki rahim. Namun dokter mengatakan, rahim tersebut tidak terlalu berfungsi dengan baik, dan kemungkinan untuk hamil sangat kecil.

Kedua orang tua mereka dan sang adik Qing An beserta Qing Yu juga tidak terlalu perduli mengenai hal itu, karena mereka berpikir Qing Yu tidak menyukai sesama jenis, dan tempat di mana mereka tinggal juga melarang keras hubungan sesama jenis.

Tapi siapa yang mengira hal yang mereka sepelekan telah terjadi.

Qing An hanya bisa berdoa agar sang kakak tidak mengandung.

.....

Sekitar pukul tiga subuh, Yura membangunkan yang lain dengan panik dan mematikan api menggunakan air.

Alat pendeteksi berbentuk jam tangan yang ada di pergelangan tangannya telah mendeteksi titik-titik berwarna biru yang sangat banyak menuju ke arah mereka. Di mana titik-titik tersebut adalah manusia, dan kemungkinan terbesarnya adalah mereka telah di cari atau lebih buruknya mereka telah di temukan oleh Alois Albrech.

Ke enam orang itupun bangun dan berlari dengan gila. Sakin terburu-burunya sandal rumah yang di pakai Qing Yu saat berlari meninggalkan kediaman Albrech terlepas, dan membuatnya harus berlari tanpa menggunakan alas kaki.

Qing An tertekan saat melihat Qing Yu tidak lagi sanggup berlari.

Qing An meraih tangan sang kakak dan berkata, "Ayo berlari sedikit lagi."

Eky, "Bagaimana bisa mereka menemukan kita dengan sangat cepat!!!"

Yura, "Berlari ke sisi timur. Jangan mengikuti anak sungai."

....

Alois berdiri dengan wajah dingin di depan api unggun yang telah mati, sepatu militer hitam yang ia kenakan kini menginjak api unggun yang mati tersebut dengan wajah yang tidak dapat di baca.

"Biarkan mereka pergi." Ucap Alois dan di anggukan oleh bawahannya.

Beberapa saat kemudian, tangan kanannya atau orang kepercayaannya datang melapor padanya.

"Tuan." Orang kepercayaan Alois tersebut menyerahkan sendal rumah berwarna coklat dengan gambar udang 🍤 pada Alois.

Alois hanya melirik sekilas tanpa niat untuk mengambilnya.

.....

Satu setengah bulan setelah kejadian yang menimpa Qing Yu.

Setelah berhasil lolos dari maut, Qing An memutuskan untuk tinggal di negara A, tepatnya di daerah pedesaan terpencil yang kondisinya sangat terbelakang.

Desa terpencil tersebut adalah desa di mana sang ibu di lahirkan dan di besarkan dulu sebelum sang ibu bertemu Ayah mereka.

Ibu mereka adalah seorang gadis yang sangat pekerja keras. Dan rumah yang di tempati keduanya saat ini adalah peninggalan terakhir yang bisa mereka dapatkan.

Dan beberapa hari terakhir ini Qing An merasa sangat khawatir dengan kondisi sang kakak Qing Yu yang sedikit tidak beres.

Saat pagi, Qing Yu tidak henti-hentinya muntah, sampai membuatnya duduk bengong seperti orang idiot di dalam kamar mandi.

Qing An masuk ke dalam kamar mandi dan menatap Qing Yu, "Kakak Yu, ayo keluar dan makan walaupun hanya sedikit, ok."

"Bagaimana cara mengeluarkan benih ini dari perutku?" Tanya Qing Yu putus asa.

"Jangan bertanya padaku. Aku juga tidak tahu."

"Jadi aku harus bagaimana sekarang?"

"Aku tidak tahu." Itulah yang bisa Qing An katakan pada sang kakak yang tidak lagi memiliki niat untuk hidup.

Setiap malam Qing An terus menangis di pojok rumah karena takut kehilangan sang kakak yang merupakan keluarga satu-satunya yang tersisa saat ini.

Sejak mengetahui kehamilannya (Qing Yu) sang kakak mulai menjadi boneka hidup seperti yang di alami sang kakak saat tragedi pemerkosaan beberapa bulan yang lalu.

Sang kakak cenderung diam, selalu bermimpi buruk di malam hari, dan terkadang suka berhalusinasi seakan-akan Alois datang ingin membunuhnya.

Di tempat makan, keduanya duduk bersila di lantai kayu sambil makan.

Qing Yu, "Bagaimana dengan pekerjaan barumu sebagai penjaga toko buku?"

"Sangat menyenangkan... Setelah menerima gaji pertamaku, aku akan membeli sekeranjang buah apel padamu."

"Tidak perlu, jangan membuang-buang uang dengan sia-sia, apa lagi harga buah Apel di tempat ini sangat mahal."

Qing An menggeleng-gelengkan kepalanya, "Tidak, tidak, tidak.. saat pulang kerja, aku mendengar para ibu-ibu di desa ini bercerita tentang kehamilan. Mereka mengatakan ibu yang hamil muda, saat menginginkan sesuatu, maka harus di turuti, kalau tidak ibu yang sedang hamil tidak akan bisa tenang, dan saat bayinya lahir, bayinya akan terus mengeluarkan air liur."

"Apakah begitu?"

Qing An menganggukkan kepalanya.

"Baiklah... Beli saja beberapa untukku."

"Ok." Jawab Qing An ceria.

Saat Qing An pergi bekerja, Qing Yu mulai mencari kesibukan sendiri untuk mengusir kebosanannya, mulai dari mencabut rumput, menyiram bunga, dan berjalan-jalan di sekitar rumah.

"Permisi."

Terdengar suara seorang anak perempuan.

Qing Yu mengalihkan pandangannya ke belakang.

Beberapa meter dari tempat Qing Yu duduk, berdiri seorang anak perempuan dengan usia sekitar sepuluh tahun, yang merupakan tetangga samping rumah mereka. Anak perempuan tersebut memegang kantong plastik berwarna hitam dan dua kotak rantang makanan.

Anak itu berjalan menghampiri Qing Yu dengan senyum yang sangat ramah.

Qing Yu menghentikan aktifitas mencabut rumput dan berjalan menghampiri anak tersebut di teras kayu rumah mereka.

(rumah yang di tempati si kembar adalah rumah kayu gantung setinggi 80 cm.)

"Katakan pada ibumu jangan terlalu membawa makanan untuk kami.. aku merasa tidak enak."

"Tidak perlu sungkan. Kata ibuku, dulu ibu kakak Yu dan ibuku suka berbagi makanan bersama."

Qing Yu membuka dua tempat makanan, dan melihat isi makanan di dalamnya.

Di dalam rantang makanan tersebut terdapat ikan kuah asam dan sayur tumis.

"Oh ia ini juga kakak Yu." Anak yang bernama Jihan tersebut mendorong kantong plastik hitam ke arah Qing Yu.

"Apa ini?"

"Buah." Kata Jihan sumringah.

Qing Yu tersenyum lembut pada Jihan dan kemudian membuka kantong plastik.

Qing Yu, "....."

Jihan menatap Qing Yu yang terkejut dan berkata dengan wajah lesuh, "Ibuku sangat pelit, setelah pulang dari kebun buah tempat ia bekerja, ia meberikan ini padaku untuk di bagi pada kalian, bahkan ibuku tidak menyisahkan satu buahpun untukku, dan memberikan semua pada kalian."

Qing Yu menahan tawa, "Apa ini curhatan hati seorang anak pada tetangganya, atau... Sebuah kode rahasia agar kakak ini membagi buah Apel ini denganmu..."

Jihan menatap Qing Yu dengan mata cerah.

"Baiklah, kakak akan mengambil pisau dulu, dan kita makan bersama di sini."

"Ok kakak, Yu."

Qing Yu mengambil dua tempat makanan yang di berikan Jihan dan membawa masuk ke dalam rumah.

Beberapa saat kemudian Qing Yu keluar dengan pisau, piring dan Kom kecil berisi air untuk mencuci buah Apel.

Di teras luar Jihan sedang menatap hutan dengan wajah bingung.

Qing Yu duduk di depan Jihan.

"Ada apa adik kecil?"

"Kakak Yu, apa aku ini memiliki kemampuan tersembunyi untuk melihat hantu?"

Jihan menggaruk dagunya, "Aku sering melihat orang berpakaian serba hitam berdiri di hutan dekat rumah kakak Yu... Tapi kakak Yu tidak perlu khawatir, Jihan akan menjaga kakak Yu dari roh jahat."

Qing Yu mengupas buah Apel, dan sesekali menatap ke arah hutan. Di wajah Qing Yu tergambar sedikit rasa khawatir akan di tangkap oleh Alois dan para antek-anteknya. Tapi dia mencoba menepiskan kembali rasa khawatirnya dengan cara menghibur dirinya sendiri, bahwa Alois tidak mungkin menemukan mereka yang sudah berlari sejauh ini.

Qing Yu memotong buah dan mencuci buah di dalam Kom berisi air, kemudian menaruh buah Apel yang selesai di cuci di dalam piring.

Dan kedua orang itupun mulai mencicipi perlahan buah Apel.

Selesai makan buah, Jihan kembali ke rumahnya dan Qing Yu juga masuk ke dalam rumah untuk beristirahat. Namun saat berbaring di tempat tidur mulut Qing Yu masih tidak henti-hentinya mengunyah buah Apel.

Aktifitas mengunyah buah Apel di hentikan oleh Qing Yu saat dirinya tertidur.

.....

Suara langkah kaki yang bergesekan dengan lantai kayu membangunkan Qing Yu serentak dari tidurnya.

Qing An, "Ah.. apa aku mengagetkankmu?"

"Tidak... Kamu pulang lebih awal hari ini."

"Ini sudah jam tujuh malam."

"Oh..."

"Kakak Yu pergi cuci muka dulu, dan setelah itu makan."

Qing Yu berdiri dan berjalan menuju ke tempat biasa mereka makan, "Malas, nanti selesai makan malam baru sekalian mandi."

Di tempat makan.

Qing An, "Apa ibu Jihan memberikan ikan dan sayur?"

"Umm..."

"Kalau buah Apel yang ada di dalam kamar, dari ibu Jihan juga?"

"Umm..."

"Ibu Jihan luar biasa. Ia bisa tahu makanan apa yang ingin kamu makan."

Qing Yu memasukan makanan ke dalam mulutnya, "Hanya kebetulan."

.

.

.

Bersambung . . .

Mulai di ketik, ( 04 – 01 – 2021 )

Selasa, 05 – 01 – 2021, Pukul. 08.53 Wita

Tambahan pengetikan...

Selesai, 07 – 01 – 2021, Pukul. 10.16 Wita

__________________________

Saat ini saya lagi ingin membuat Novel yang uwu (◍•ᴗ•◍)❤

__________________________

Lebih dari 3000 Kata....😪😪😪

Next chapter