webnovel

Menangis Histeris

Terdapat sedikit adegan +18

_____________________________

Seorang pria berseragam hitam putih berlari dari lapangan yang luas menuju kediaman utama keluarga Albrech dengan tergesa-gesah.

"Tuan.... Tuan....!!" Teriak orang itu saat memasuki kediaman Albrech.

Katrina yang sedang membaca majalah dan di temani segelas teh di atas meja terkejut mendengar suara pelayan yang tiba-tiba berteriak masuk dengan panik.

Katrina, '"Ada apa pelayan, Ma?"

"S–sesuatu telah terjadi nyonya... Sesuatu telah terjadi nyonya di gedung sepuluh!!" Pelayan Ma berteriak histeris.

"Apa yang terjadi?" Kata Alois yang baru saja keluar dari ruang makan bersama Qing An.

"Para penjaga di gedung sepuluh..."

.....

Alois mengendarai mobil ke gedung sepuluh setelah mengunci kembali Qing An di dalam kamar.

Qing An, menendang pintu sambil mengutuk, "Sialan, apa aku harus terkunci seperti ini ha!!"

Sesampai di gedung sepuluh, Alois langsung tanpa basa basi berjalan masuk, ia menggulung kemejanya sampai di siku.

Alois, "Katakan."

"Seseorang telah menyusup ke gedung sepuluh dan membunuh sebelas penjaga yang mengawasi empat tahanan, dan membawa lari tahanan."

Alois melihat mayat-mayat yang tergeletak mengerikan di berbagai tempat, darah- darah dari hasil pembunuhan terciprat ke mana-mana, sehingga membuat gedung yang awalnya berwarna putih kini berubah merah mengerikan.

Para penjaga di bunuh dengan sadis oleh seseorang yang bahkan tidak bisa di katakan sebagai pembunuh biasa. Orang yang membunuh seperti berdarah dingin, mencungkil mata, mengiris mulut, mencabik-cabik seluruh tubuh korban tanpa hati nurani sedikitpun.

Alois, "Bagaimana dengan rekaman SCTV"

"Tidak terdeteksi adanya tanda-tanda seseorang telah memasuk gedung sepuluh."

"Bereskan, cari tahu siapa pelakunya, dan beritahukan padaku secepatnya."

"Baik tuan."

Alois kembali ke kediaman utama, dan berjalan cepat menuju lantai empat, di mana Qing An terkurung saat ini.

Alois masuk dan menatap Qing An yang saat ini tengah duduk termenung di depan jendela.

"Apa kamu yang melakukannya?"

Qing An mengalihkan pandangannya dari jendela ke arah Alois.

"Hmm.. Melakukan apa?"

Alois berjalan mendekat dengan wajah datar, "Siapa lagi orang yang akan melepaskan teman-temannya dari tahanan kalau bukan kamu!"

Qing An tertawa sinis, "Aku bahkan tidak tahu di mana kamu menyembunyikan teman-temanku."

"Baiklah, aku lepaskan kamu kali ini. Tapi jangan berharap kamu bisa dengan mudah lolos dari kediaman Albrech." Setelah mengatakan itu, Alois keluar dari kamar.

Qing An menatap kepergian Alois dan kemudian bergumam pelan, "Apa yang terjadi?"

Alois keluar dari dalam Lift sambil berbicara serius dengan seseorang di seberang telepon.

"Kembali ke rumah sekarang. Waspada dan jaga dirimu baik-baik." Alois menutup telpon dan berhadapan dengan ibunya yang saat ini sedang menatap khawatir. Mengerti dengan tatapan ibunya, Alois langsung menjelaskan dengan serius.

"Seseorang telah masuk ke kediaman Albrech. Ibu jangan kemana-mana untuk saat ini, dan tetap berada di rumah."

"Jadi kamu akan ke mana saat ini."

"Aku akan ke gedung sepuluh untuk memeriksa kembali."

"Baiklah."

Alois mencium puncak kepala ibunya dan pergi dengan cepat.

Katrina menghembuskan napas dan kembali melanjutkan menyulamnya. Beberapa saat kemudian seseorang berjalan dari arah luar menuju ke tangga.

"Qing." Panggil ibu Alois.

Orang yang di panggil menghentikan langkahnya dan tersenyum ramah pada ibu Alois.

Katrina, "Kemari."

Qing melangkahkan kakinya menuju Katrina.

Katrina tersenyum pada Qing sambil memukul tempat duduk untuk memberi isyarat pada Qing agar duduk di sampingnya.

Qing duduk di tempat yang di inginkan Katrina.

"Tante baru saja menyelesaikan menyulam Syal. Bagaimana menurutmu."

Qing mengambil syal tersebut dengan wajah kagum.

"Ini benar Tante yang menyulamnya?"

"UMM... Apa kamu menyukainya?"

"Ia, Syal ini sangat bagus."

Katrina tersenyum dan melingkari Syal buatanya di leher Qing.

"Terlihat sangat cantik padamu.'' Puji Katrina.

Syal yang di sulam Katrina berwarna merah dengan dua garis biru dan terlihat sangat serasi dan cocok dengan penampilan Qing yang cantik dan lembut.

Katrina, "Ini pertama kali Alois membawa seseorang ke rumah... Apapun hubunganmu dengannya, Tante akan menyetujuinya."

Qing, "....."

"Kembalilah dan istirahat. Di luar sangat dingin. Jangan berkeliaran di luar dengan baju yang sangat tipis, nanti kamu pilek."

"Tante juga harus istirahat."

Katrina menatap kepergian Qing dalam kebingungan.

Katrina berpikir ada sesuatu yang mengganjal, namun entah itu apa. Jadi ia hanya berpikir, bahwa itu mungkin hanya perasaannya dan tidak terlalu memperdulikan.

Qing kembali ke lantai empat dan membuka pintu...

(terkunci), guman Qing pelan.

Qing menatap meja samping pintu kamar...

.....

Setelah siang hari sekitar pukul satu siang, Alois kembali ke rumah dengan wajah yang tidak bersahabat, orang-orang yang berada di sekitarnya tidak ada yang berani membuka suara sedikitpun. Mereka semua takut, jika membuat suara sekecil suara nyamuk akan membuat Alois langsung menembak kepala mereka.

Alois bergerak cepat menaiki Lift menuju ke lantai empat, dan langsung menendang pintu kamar yang di tempati Qing An.

Mendengar suara pintu yang di tendang kuat dari luar, membuat Qing An terlonjat kaget.

Alois menatap Qing An yang saat ini duduk di tempat tidur dengan wajah dingin. Ia kembali menutup pintu kamar dan mengunci pintu dua kali klik, dan kemudian membuang kunci tersebut di sembarang arah.

Alois membuka jas, dan kemudian melonggarkan dasinya, sambil menyeringai kejam pada Qing An yang saat ini masih duduk menatapnya dengan sangat tenang.

"Di mana kamu menyembunyikan adikku Revana!" Ucap Alois dingin.

Qing An mengerutkan kening, "Apa maksudmu?"

"Jangan pura-pura bodoh... DI MANA KAMU MENYEMBUNYIKAN REVANA!!!" Alois murka dan menarik Qing An dari tempat tidur, dan kemudian memukulinya.

Qing An terhempas di tempat tidur dengan bibir yang pecah akibat pukulan Alois.

"Apa yang kamu katakan. Aku tidak menyembunyikan adikmu!!"

Alois menggertakan rahangnya karena marah dan kemudian mengatakan sebuah nama dengan penuh penekanan, "Qing.Yu. Kamu pikir aku tidak tahu!!!"

"Apa kamu tidak waras!"

Alois tersenyum sinis, "Tidak waras. Yah benar, aku tidak waras..."

Alois memandang Qing An yang bergerak waspada di tempat tidur, kemudian senyum jahat muncul di wajahnya yang tampan.

"Karena kamu tidak ingin mengaku, maka ayo kita lihat, siapa dirimu." Alois membuka dasi, beserta kancing pakaiannya satu persatu sambil menatap Qing An yang terlihat gemetar di ujung tempat tidur.

"Jangan lakukan itu.''

Alois menurunkan tangannya untuk meraih sabuk dan membukanya.

"Jangan lakukan itu!" Kata Qing An gemetar.

Alois mendekat ke tempat tidur, "Aku akan melepaskanmu jika kamu mengatakan di mana adikku Revana."

Qing An menggeleng kepala dengan gemetar, "Tidak.. tidak akan aku beritahu."

"Maka kamu yang memintanya sendiri Qing.Yu."

Orang yang saat ini berada di kamar yang di tempati Qing An adalah sang kakak Qing Yu.

Qing Yu kembali ke negara P setelah beberapa bulan kepergian Qing An.

Setelah insiden pemerkosaan yang di alami Qing Yu di Apartemennya, Qing Yu langsung mengalami depresi dan tidak ingin lagi berbaur dan melihat keramaian. Qing Yu cenderung diam dan tertutup, tidak suka di ajak bicara, dan selalu duduk di pojok kamar dengan ketakutan. Namun setelah kejadian beberapa orang yang masuk ke dalam rumah tengah malam, dan membunuh kedua orang tuannya tanpa sebab akibat di depannya, dan bahkan menculik, serta membawanya ke negara P untuk di sekap dan di adili.

Di situlah jiwa Qing Yu yang kejam mulai bergejolak kembali setelah bertahun-tahun di sembunyikannya bersama Qing An sang adik.

Di luar orang-orang mengenali dirinya (Qing Yu) sebagai seorang malaikat yang ramah, cantik, dan mudah tersenyum. Setiap saat Qing Yu selalu bersikap sopan dan lemah lembut di depan orang lain.

Bahkan kedua orang tuanya selalu memanggilnya malaikat kecilku.

Tapi tidak di mata sang adik Qing An.

Di mata Qing An, sang kakak adalah seorang pembunuh berdarah dingin. Saat berusia lima tahun, Qing An tidak sengaja melihat sang kakak di hutan dekat rumah tengah membunuh dua ekor kucing milik tetangga rumah mereka dengan ekspresi polos tanpa dosa.

Qing Yu perlahan membelah dan mengeluarkan isi perut kucing sambil berbicara dengan suara pelan.

"Bagaimana rasanya, apakah itu terasa sakit? Jangan khawatir, aku akan mengirisnya perlahan agar kamu tidak merasa kesakitan. Ok."

Melihat perlakuan sang kakak membuat Qing An sangat ketakutan.

Dan mulai dari situlah, Qing An berusaha mencoba menggertak siapapun yang mengganggu Qing Yu.

Tindakan itu terlihat seperti Qing An tengah melindungi Qing Yu dari orang-orang. Namun kenyataan yang sebenarnya, Qing An melindungi orang-orang yang mengganggu sang kakak dari kematian mereka.

Pada saat mereka berada di sekolah menengah, Qing Yu pernah mematahkan kaki dan tangan seseorang yang mencoba merayunya.

Jika kalian mengatakan bahwa Qing Yu akan di hukum.

Maka jawabannya tidak.

Qing Yu sangat pandai berbicara dan mengekspresikan wajahnya, dan mengelabui semua orang.

Yang awalnya dirinya di tunjuk sebagai tersangka, kemudian berubah arah menjadi seorang korban.

Karena wajahnya yang lembut dan memiliki sikap palsu yang ramah, orang-orangpun mempercayai semua yang dia katakan.

Tapi sekali lagi, tidak untuk Qing An.

Dan...

Seseorang yang saat ini berdiri di depannya.

Alois menatap Qing Yu yang gemetar ketakutan dengan suasana hati yang baik.

"Berani kamu melakukan itu lagi padaku... Aku akan membunuhmu!!!"

Alois, "Jika kamu mampu membunuhku."

Setelah mengatakan itu, Alois langsung meraih kaki Qing Yu, namun Qing Yu menghindar dengan cepat, dan berlari meraih kunci yang di buang asal oleh Alois.

Di luar gerbang, tidak jauh dari kediaman Albrech, Qing An mondar mandir dengan sangat khawatir. Ke empat temannya Yura, Afnan, Eky, dan Valen, yang sempat di culik dan kemudian telah lolos dari maut mencoba menenangkan Qing An.

Yura, "Jangan khawatir, kakakmu pasti baik-baik saja."

Qing An, "Sial. Seharusnya aku tidak meninggalkannya sendirian."

Kembali ke kediaman Albrech, tepatnya di lantai empat, Alois telah meraih Qing Yu dan menindihnya di tempat tidur dengan kedua tangan Qing Yu yang di tahan di belakang punggung.

Qing Yu sangat marah dan mencibir, "Hanya karena aku menolak cinta adikmu, dan kamu membalasku dengan sangat kejam seperti ini!! Kamu membunuh kedua orang tuaku, memecatnya dari pekerjaannya, dan bahkan meratakan toko kue milik ibuku yang ia bangun dengan susah paya, hanya karena Revana!! Kalau aku tahu akan seperti ini akhirnya, aku akan langsung mencincang-cincang tubuhnya dan melemparnya padamu!!!"

Sangat geram, Alois merobek paksa baju dan celana yang di kenakan Qing Yu, dan memasukan miliknya yang panjang, tebal, dan keras tanpa melakukan pemanasan ataupun hanya sekedar memberi air liur sebagai pengganti pelumas.

Karena di masukan dalam keadaan kering, rasa sakit yang Qing Yu dapatkan dua kali lipat dari pertama kali dirinya di tembus oleh sembilan pria yang di bawa Alois di Apartemennya.

Pada saat itu, kesembilan pria itu menggunakan pelumas dan condon, serta sangat berhati-hati saat melakukannya.

Qing Yu gemetar ketakutan dan berteriak histeris, sambil bermohon untuk di lepaskan. Namun orang yang terus menghujaninya dengan kekuatan pinggulnya sama sekali tidak memperdulikan teriakan histeris dari Qing Yu.

Qing Yu mengulurkan tangannya ke belakang untuk mendorong Alois menjauh dan sebelah tangannya di ulurkan di tempat di mana milik Alois tertanam di dalam miliknya. Qing Yu mencoba menurunkan kecepatan Alois memompa, karena setiap tusukan yang di berikan Alois padanya seperti pisau tajam yang menggerogoti lubangnya sampai hancur.

Alois meraih kedua tangan Qing Yu dan menguncinya di samping kepalanya.

"Bagaimana rasanya di tiduri oleh sepuluh pria.. apa rasanya nikmat, Hmm?"

Qing Yu tidak menjawab dan hanya menggigit selimut dengan keras, keringat sudah membanjiri seluruh tubuh telanjangnya, air mata tidak henti-hentinya mengalir dari mata Qing Yu yang merah.

Penghinaan yang di rasakannya membuat Qing Yu ingin mengakhiri hidupnya secepatnya.

Merasa Alois akan mencapai puncak kebahagiaan, Qing Yu berkata dengan lirih,

"Jangan... Jangan mengeluarkan nya di dalam."

"Kenapa? Apa kamu merasa terhina?"

"Jangan, aku mohon."

Alois tidak memperdulikan Qing Yu, dan menekan miliknya sepenuhnya di dalam tubuh Qing Yu dan menumpahkan madunya sampai sisi terdalam Qing Yu, serta memastikan tidak ada setetes madu yang keluar dari tempat yang di masuki Alois tersebut.

Alois menarik Qing Yu yang kembali berteriak histeris seperti orang gila, dan mendudukkannya di atas pangkuannya, dan menghujaninya kembali dengan seks.

Entah berapa lama kedua pria itu terjerat di tempat tidur yang panas.

Tapi saat Alois merasakan kepuasan, barulah ia melepaskan Qing Yu yang rohnya sudah melayang entah ke mana. Alois mengambil jubah mandi di dalam lemari pakaian, dan keluar dari kamar tanpa busana, hanya menggunakan jubah mandi gold yang tali jubahnya sama sekali tidak di ikat olehnya, sehingga dapat terlihat tubuhnya yang kokoh, dan otot perutnya yang kuat, serta bagian tubuh bawah yang terbuka dan seksi.

Qing Yu membuka matanya yang sayu dan bengkak akibat menangis berjam-jam.

Melihat Alois keluar dari kamar, Qing Yu juga berusaha bangkit dari tempat tidur dengan kaki dan tangan yang gemetar. Dia turun dari tempat tidur perlahan dan berjalan mengambil pakaian di dalam lemari yang bisa dia kenakan, kemudian dia mengambil syal merah biru di atas meja untuk di kenakannya di leher.

Dan kemudian keluar dari kediaman Albrech tanpa ada yang tahu.

.

.

.

Bersambung . . .

( 31 – 12 – 2020 ) – ( 04 – 01 – 2021 )

_____________________

Selesai mengetik saya tidak membacanya kembali. Jika ada kata-² yang membingungkan, maka mohon bingung sendiri jangan ajak-².

______________________

( ˘ ³˘)♥ ini adalah BAB terpanjang yang pernah saya ketik di antara semua Novelku.

Next chapter