1 Bab 1. Bertemu Teman masa kecil

"Maria, bangun sayang" suara Nenek memanggil

Aku terdiam dan tidak menjawab panggilan Nenek, dingin pagi ini bisa membuat Alergi dinginku kambuh, jadi Aku malas beranjak dari tempat tidur, masih dengan selimut menutupi badanku, masih dengan berat membuka mataku. AKu perhatikan sekeliling kamar yang penuh hiasan, tempat tidur yang empuk, wangi bunga yang harum. Setelah Aku perhatikan semuanya membuat aku tersadar saat itu.

"ya Allah,  ini kamar Pengantin!!!"....

Aku langsung terbangun dan merapikan tempat tidur Pengantin yang Aku tiduri semalam bersama Sepupu yang lain, ternyata Mereka sudah pada bangun. Terdengar dari balik pintu suara Nenek memanggil lagi

"Maria bangun.. Cepat mandi, kamu itu penerima tamu!"  Nenek memanggilku

"Iya Nek" jawabku

Aku lupa ini di rumah tante karena hari ini hari pernikahan kakak sepupuku kak Hani, aku pun keluar dari kamar dan menjadi pusat perhatian semua orang, karena buat mereka semua aku ini gadis kota yang masih duduk di kelas 3 Sekolah menengah pertama (SMP) yang manja dan tidak bisa apa - apa, tanpa aku hiraukan mereka, aku langsung masuk Kamar mandi.

 

Saat Aku sedang di rias , terlihat lelaki bolak balik sambil sesekali menatapku. tak lama Adik Pengantin yang masih Sepupuku juga bernama Hilda datang dan berkata

"Maria, ada salam dari Ahmad" Hilda tersenyum...

"Yang mana Ahmad, yang barusan bolak balik bukan?" tanyaku

"Bukan... Yang tadi itu Dedi"

Hilda pun menjelaskan bahwa Ahmad itu adiknya Dedi, Dedi adalah lelaki yang tadi bolak balik.

"2 Bersaudara cari perhatian padaku" gumam hatiku, tapi sayang Aku malah tidak suka lihat lelaki seperti itu. Aku tipe wanita susah buat jatuh cinta, tidak suka lelaki yang suka ngejar, kalau sudah satu ya satu tidak dapat menerima bayak cinta dari beberapa lelaki.

 

Tidak terasa acara Akad nikah sudah beres dan tamu sudah banyak yang datang, Dedi yang dari pagi selalu bolak balik di depanku mulai sibuk mengajak Aku foto bareng. Tapi dasar Aku... ya Aku... Aku diam saja tanpa peduli, cuma bilang iya nanti ya. Ahmad yang dari pagi titip salam terus cari perhatianku, Aku diam dan duduk di meja tamu tanpa peduli dengan kesibukan mereka, Aku dan Hilda sibuk bercerita tentang kegiatan sekolah.

 

Jam sudah diangka 12.30 siang, dari jauh terlihat sosok lelaki dengan seragam Sekolah Menengah Atas (SMA) datang

"Tidak salah apa, ke pesta pakai  baju Sekolah" pikirku

Aku pun memperhatikan dia dari jauh "Ganteng juga ya"... dia duduk dengan kumpulan lelaki lain duduk membelakangiku, saat kebanyakan lelaki sibuk cari perhatianku dia malah cuek. Aku jadi penasaran dan Aku bertanya pada sepupuku

"Itu siapa?" tanyaku

"Anwar, masa lupa sih, kan Teman main waktu kecil" jawab Hilda

Tapi Aku tidak ingat sama sekali dan Aku semakin penasaran dengan cueknya Anwar, karena kebanyakan lelaki tidak bisa melihat perempuan baru, pasti langsung cari perhatian.

"Aku harus kenal sama Anwar malam ini juga ya" Aku memohon pada sepupuku

"Iya ... Iya" jawab sepupuku.

 

Saat mataku  sibuk memperhatikan Anwar, Nenekku memanggil " Maria, Hilda makan dulu" dan kami pun makan. Tapi lagi - lagi bertemu Dedi dan kembali dia dengan sopannya menyapa

"Maria, foto yuk!" dengan senyuman...

"Maaf ya mau makan dulu" jawabku

Kami pun kembali ke meja tamu sambil menikmati makan siang, dan tidak terasa waktu sudah sore hingga Acara pun beres. Kami semua istirahat hingga malam tiba, Aku sudah amat menanti untuk berkenalan dengan Anwar.

 

Ayah Anwar adalah saudara dari Suami Tanteku, jadi walau acara sudah selesai, keluarga Anwar dan keluargaku semua masih tetap ada di Rumah tante. Saat itu Aku bertemu dengan Anwar

"Maria... kenalin ini Anwar" kata Hilda

"Maria" sambil berjabat tangan

"Anwar, Aku masih ingat kamu Maria, kan dulu Kita suka main bareng" ucap Anwar sambil tersenyum.

Kami duduk bersama di teras Rumah sambil bercerita tentang dulu kami suka bermain bersama – sama, Tapi sayang Aku sama sekali tidak ingat. Anwar bercerita panjang hingga ada satu kalimat yang membuat Aku kaget.

"Dulu Kalau Maria datang kakakku Dedi, Aku, Adikku Ahmad dan Teman yang lain suka bareng main"

"Jadi Mereka 3 bersaudara!" Ah tidak, langsung Aku tepis pikiran Anehku

"Dedi kakaknya Anwar dan Ahmad adalah Adiknya Anwar" gumam hatiku.

 

Aku terdiam beberapa saat dan tidak tahu harus bicara apa, lalu Aku bertanya pada Anwar

"Oh iya Anwar, siang tadi kenapa tidak sapa kalau kamu masih ingat Maria" ...

"Takut Maria tidak ingat Aku" jawab Anwar

Aku masih kaget mengetahui Mereka 3 bersaudara, kakak dan Adik Anwar jelas menyukai Aku, tapi Aku gelisah karena saat melihat Anwar tadi siang Aku sudah langsung suka, hatiku bertanya – tanya Apakah Anwar menyukai Aku juga atau tidak?

 

Dengan cuek Aku nyalakan sebatang Rokok, karena sudah tidak tahu harus berpikir apa, apalagi Mereka bersaudara, sedangkan Kakak dan Adiknya Anwar suka sama Aku.

"Maaf ya Anwar, Aku perokok" dengan cueknya Aku merokok di depan Anwar dan Sepupuku.

"Iya, tidak apa - apa" jawab Anwar sambil tersenyum.

"Kamu perokok juga kan?" tanyaku...

"Tidak Maria, Anwar tidak merokok" jawab Anwar

Sontak Aku kaget lagi, Anwar yang lelaki tidak merokok, Aku perempuan malah perokok. Aku pun minta maaf karena merokok di depan Anwar, tapi Anwar mengerti dan membolehkan Aku Merokok saat itu.

 

Keesokan Harinya Keluargaku dan keluarga Anwar masih sibuk membantu Tante, sedangkan Aku ada acara ke Pesta Ulang tahun Teman siang ini, Aku bilang pada Anwar kalau Aku mau pulang sendiri

"Kenapa pulang?" Tanya Anwar

"Iya, Aku mau ke Ultah teman" jawabku

"Oh..." jawab Anwar santai

"Kenapa nanya, mau ikut?" sahutku dengan bercanda

"Boleh... Kan kita teman masa kecil, kebetulan nanti mau ke kota, kalau jadi nanti Anwar mampir ya" jawab Anwar

Aku pun pamit pulang pada semua keluarga, karena harus membeli kado.

 

Udara kota memang panas, sesampainya di Rumah Aku mandi dan siap - siap untuk pergi ke Acara ulang tahun Teman. Sahabat Sekolahku udah datang dan kami siap berangkat, tiba - tiba terdengar suara motor masuk ke teras Rumah,

" Anwar!!! " teriakku dengan kaget...

Ya Ampun Anwar datang, padahal Aku pikir dia cuma bercanda. Tapi jujur aku senang banget saat itu, walau Anwar hanya anggap Aku teman masa kecilnya. Tapi Aku sudah senang bisa pergi bareng Dia, akhirnya kami berangkat bertiga.

 

Sebelum jam 3 sore, kami sudah pulang dan Anwar langsung pamit pulang juga, hari indah buatku tak henti - hentinya Aku tersenyum sendiri, teringat dengan wajah manis Anwar, lelaki ganteng yang super sopan. Sepertinya Aku suka

" Oh Maria... Sadar Maria, kamu itu perokok sedangkan Anwar tidak " ah Hatiku seakan berdebat sendiri

"mungkin Anwar datang karena kebetulan Dia Ke kota" sahutku tiba - tiba kepada Sahabatku

"terus kenapa?" tanya sahabatku dengan penasaran

"Aku suka sama Anwar dari pertama melihatnya, tapi Anwar sepertinya hanya menganggap Aku Teman  saja" jawabku dengan perasaan gelisah

 

Ingin rasanya Aku bisa bertemu lagi dengan Anwar, Aku merasa ada perasaan aneh dari awal melihat Anwar.

Kenapa Aku merasa bahagia saat bersama Anwar?

Apakah Aku mencintainya?

"Apakah mungkin Anwar menyukai Aku?" hatiku terus bertanya.

 

avataravatar
Next chapter